A. Menulis
Resensi
Resensi berasal dari
kata
recencie
(Belanda) yang berarti memeriksa kembali atau menimbang.
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, resensi
adalah
pertimbangan atau ulasan sebuah hasil karya atau sebuah buku. Orang
yang menulis resensi disebut resensator.
Resensi
dapat diartikan sebagai tulisan yang berisi ulasan, pertimbangan,
atau pembicaraan suatu karya (sastra, nonsastra, drama, dan
sebagainya).
Agar
bisa membuat resensi yang baik, resensator
harus memahami
:
1.
tujuan pengarang aslinya
Hal
ini bertujuan agar resensator mempunyai bahan yang cukup kuat untuk
menyampaikan sesuatu pada pembaca
2.
maksud menulis resensi
Resensator
harus memahami kewajiban terhadap pembaca dan bagaimana penilaiannya
terhadap buku.
2.
Tujuan
penulisan resensi
adalah menyampaikan
kepada pembaca tentang kualitas hasil karya atau sebuah buku, apakah
pantas mendapat sambutan masyarakat atau tidak (menginformasikan
kualitas). Simpulan resensi biasanya berusaha meyakinkan pembaca agar
membaca buku yang diulas. Adapun penulisan resensi ditujukan dengan
maksud sebagai berikut.
1. Membantu pembaca
mengetahui gambaran dan penilaian umum dari sebuah buku atau hasil
karya lainnya secara ringkas.
2. Mengetahui
kelebihan dan kelemahan buku yang diresensi.
3. Mengetahui latar belakang dan alasan buku tersebut diterbitkan.
4. Menguji kualitas buku dengan membandingkan terhadap karya dari penulis yang sama atau penulis lainnya.
3. Mengetahui latar belakang dan alasan buku tersebut diterbitkan.
4. Menguji kualitas buku dengan membandingkan terhadap karya dari penulis yang sama atau penulis lainnya.
5. Memberi masukan
kepada penulis buku berupa kritik dan saran terhadap cara penulisan,
isi, dan substansi buku
Pokok-pokok
yang dapat dijadikan sasaran-sasaran penilaian (isi
dari sebuah resensi)
adalah :
1. Latar belakang
Penulis dapat
memulai resensinya dengan menyajikan latar belakang penulisan buku
yang diresensi. Resensator dapat juga mengemukakan tema buku, maksud
yang ingin dicapai penulis buku, atau gambaran umum isi buku.
2.
Identitas buku
Identitas buku
mencangkup judul, nama penulis, nama penerbit, kota tempat terbit dan
informasi lain yang dirasa perlu (misal ditambahkan ketebalan buku,
gambar sampulnya).
3.
Macam atau jenis buku
Resensator
mengemukakan jenis buku, apakah fiksi atau non fiksi.
4.
Kepengarangan
Kepengarangan adalah
bentuk penyajian buku yang dilakukan oleh pengarang, misalnya cara
menganalisis masalah yang dilakukan oleh pengarang, cara menyusun
kesimpulan, serta gaya bahasa pengarang. Pada bagian ini dapat
ditampilkan keunggulan pengarang.
5.
Kelebihan dan Kelemahan
Untuk keunggulan
buku, resensator dapat membahas kerangka buku, hubungan antara satu
bagian dengan bagian yang lain. Apakah hubungan terebut harmonis,
jelas, dan memperlihatkan perkembangan yang masuk akal, Apakah ada
hubungan sebab akibat antarbagian. Penilaian di sini juga bisa
mengemukakan daya tarik buku, keistimewaan buku, kelebihan buku
dibanding buku (sejenis) yang lain.
3
.
Jenis-jenis Resensi
Secara garis besar
resensi dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
1. Resensi Informatif, yaitu resensi yang hanya menyampaikan isi dari resensi secara singkat dan umum dari keseluruhan isi buku.
2. Resensi Deskriptif, yaitu resensi yang membahas secara detail pada tiap bagian atau babnya.
3. Resensi Kritis, yaitu resensi yang berbentuk ulasan detail dengan metodologi ilmu pengetahuan tertentu. Isi dari resensi biasanya kritis dan objektif dalam menilai isi buku.
Namun, ketiga jenis resensi di atas tidak baku karena bisa saja dalam sebuah resensi ketiganya diterapkan secara bersamaan.
1. Resensi Informatif, yaitu resensi yang hanya menyampaikan isi dari resensi secara singkat dan umum dari keseluruhan isi buku.
2. Resensi Deskriptif, yaitu resensi yang membahas secara detail pada tiap bagian atau babnya.
3. Resensi Kritis, yaitu resensi yang berbentuk ulasan detail dengan metodologi ilmu pengetahuan tertentu. Isi dari resensi biasanya kritis dan objektif dalam menilai isi buku.
Namun, ketiga jenis resensi di atas tidak baku karena bisa saja dalam sebuah resensi ketiganya diterapkan secara bersamaan.
4.
Unsur-unsur Resensi
Dalam membuat
resensi, terdapat unsure-unsur yang harus dipenuhi agar resensi yang
dibuat menjadi jelas dan berkualitas. Berikut ini adalah beberapa
unsur yang harus ada dalam pembuatan resensi.
1. Judul resensi
Judul resensi harus memiliki keselarasan dengan isi resensi yang dibuat. Judul yang menarik juga akan memberi nilai lebih pada sebuah resensi.
1. Judul resensi
Judul resensi harus memiliki keselarasan dengan isi resensi yang dibuat. Judul yang menarik juga akan memberi nilai lebih pada sebuah resensi.
2. Menyusun data
buku
Penyusunan data buku dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Judul buku;
b. Pengarang;
c. Penerbit;
d. Tahun terbit beserta cetakannya;
e. Dimensi buku;
f. Harga buku;
Penyusunan data buku dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Judul buku;
b. Pengarang;
c. Penerbit;
d. Tahun terbit beserta cetakannya;
e. Dimensi buku;
f. Harga buku;
3. Isi resensi buku
Isi resensi buku memuat tentang sinopsis, ulasan singkat buku dengan kutipan secukupnya, keunggulan dan kelemahan buku, rumusan kerangka buku dan penggunan bahasa.
Isi resensi buku memuat tentang sinopsis, ulasan singkat buku dengan kutipan secukupnya, keunggulan dan kelemahan buku, rumusan kerangka buku dan penggunan bahasa.
4. Penutup resensi
buku
Pada bagian penutup biasanya berisi alasan kenapa buku tersebut ditulis dan kepada siapa buku tersebut ditujukan.
Pada bagian penutup biasanya berisi alasan kenapa buku tersebut ditulis dan kepada siapa buku tersebut ditujukan.
5.
Tahap Penulisan Resensi
Berikut ini akan
dijelaskan tahap-tahap dalam penulisan sebuah resensi buku.
1. Tahap Persiapan
Dalam tahap ini, hal yang perlu dilakukan antara lain: memilih jenis buku yang akan diresensi, buku tersebut adalah buku-buku baru, dan membuat anatomi buku.
1. Tahap Persiapan
Dalam tahap ini, hal yang perlu dilakukan antara lain: memilih jenis buku yang akan diresensi, buku tersebut adalah buku-buku baru, dan membuat anatomi buku.
2. Tahap Pengerjaan
a. Membaca dengan detail dan mencatat hal-hal penting. Sebelum membuat resensi, bacalah terlebih dahulu buku yang akan diresensi hingga tuntas lalu mencatat kutipan dan kata-kata penting di dalamnya.
b. Membuat isi resensi, diantaranya:
• Membuat informasi umum tentang buku yang diresensi.
• Menentukan judul resensi.
• Membuat ringkasan secara garis besar.
• Memberikan penilaian buku.
• Menonjolkan sisi lain dari buku yang diresensi.
• Mengulas manfaat buku tersebut bagi pembaca.
• Penilaian dari segi kelengkapan karya, EYD dan sistematika resensi.
6.
Tips Menulis Resensi
Berikut ini adalah
tips dalam menulis resensi:
1. Cari dan tentukan buku baru nonfiksi yang akan dibuat resensi.
2. Catatlah identitas buku yang akan diresensi, seperti jenis buku, judul buku, nama pengarang, nama penerbit, tahun terbit, tahun cetak, jumlah halaman, jenis kertas dan harga buku.
3. Catat dan pahami tujuan dan latar belakang penulisan buku, dengan cara membaca kata pengantar atau pendahuluan buku. Buatlah daftar pokok-pokok isi buku secara keseluruhan.
4. Tentukan kelebihan dan kekurangan isi buku.
5. Tulis ringkasan materi dari buku yang dibuat resensi secara jelas dan sistematis.
6. Pada akhir resensi berilah saran dan kesimpulan, apakah buku yang kita resensi tersebut layak dibaca atau tidak.
1. Cari dan tentukan buku baru nonfiksi yang akan dibuat resensi.
2. Catatlah identitas buku yang akan diresensi, seperti jenis buku, judul buku, nama pengarang, nama penerbit, tahun terbit, tahun cetak, jumlah halaman, jenis kertas dan harga buku.
3. Catat dan pahami tujuan dan latar belakang penulisan buku, dengan cara membaca kata pengantar atau pendahuluan buku. Buatlah daftar pokok-pokok isi buku secara keseluruhan.
4. Tentukan kelebihan dan kekurangan isi buku.
5. Tulis ringkasan materi dari buku yang dibuat resensi secara jelas dan sistematis.
6. Pada akhir resensi berilah saran dan kesimpulan, apakah buku yang kita resensi tersebut layak dibaca atau tidak.
B. Pengertian
Ihwal Diksi, Kalimat, Paragrap, Ejaan
1.
Pengertian Diksi, ialah pilihan kata. Maksudnya, kita memilih kata
yang tepat untuk menyatakan sesuatu. Pengertian ihwal diksi adalah
pilihan kata. Maksudnya kita memilih kata yang tepat untuk menyatukan
sesuatu. Pilihan kata merupakan satu unsure sangat penting, baik
dalam dunia karang-mengarang maupun dalam dunia tutur setiap hari. Di
samping itu, pemilihan kata itu harus pula sesuai dengan situasi dan
tempat penggunaan kata-kata
2.
Pengertian Kalimat. Depinisi atau batasan kalimat seperti ini
mengandung kelemahan. Kelemahannya ada pada deretan kata. Kalimat
adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh.
3.
Penngertian Paragraf, paragraf didefinisikan secara
bermacam-macam, mulai yang sederhana hingga yang cukup rumit dan
terperinci. Perlu di sebutkan bahwa paragraf yang sesungguhnya
merupakan sebuah karangan mini. Dikatakan sebagai karangan mini
karena sesungguhnya segala sesuatu yang lazimterdapat di dalam
karangan atau tuliasan, sesuai dengan sebuah paragraf. Paragraf
adalah seperangkat kalimat yang memuat sebuah gagasan atau topik.
4.
Pengertian Ejaan, yang dimaksud dengan ejaan adalah keseluruhan
peraturan bagaimana melambangkan bunyi ujaran dan bagaimana
antarhubungan antara lambang-lambang itu (pemisahan dan penggabungan
dalam suatu bahasa). Secara teknis, yang di maksud dengan ejaan
adalah penulisan huruf, penulisan kata, dan pemakaian tanda baca.
2.
Kesalahan Ihwal Kalimat
1.
Pemborosan kata
“bermacam-macam
harapan yang muncul di tengah masyarakat yang menempatkan masa remaja
sebagai generasi penerus bangsa. (paragraf 8 hal 210)
Pemborosan
kata yang terjadi pada kalimat ini adalah pengulangan kata “yang”
yang sebenarnya tidak perlu dilakukan. Penggunaan kalimat yang benar
adalah
“bermacam-macam
harapan yang muncul ditengah masyarakat menempatkan masa remaja
sebagai generasi penerus bangsa.
2.
Ketidak jelasan kalimat
“pembangunan
nasional adalah pembangunan manusia indonesia seutuhnya
(paragraf 1 hal 209)
Dalam
ketidak jelasan kalimat pembangunan manusia indonesia seutuhnya
dengan kalimat initidak jelas siapa manusia yang sebutkan.
3.
Kelugasan kalimat
“perilaku-perilaku
yang bertentangan dengan tradisi yang dianut dalam suatu masyarakat.
Perilaku-perilaku tersebut seperti perampokan, tindak kekerasan, lari
dari rumah, minum minuman keras, tawuran antar pelajar, dan perilaku
destruktif lainnya. ( paragraf 12 hal 211)
Dalam
karya jalur dipermukaan kelugasan atau ketegasan dalam setiap
kalimatnya. Pada kalimat diatas kata destruktif adalah bahasa yang
sulit bagi masrakat awal mengartikannya. Jadi mempersulit pembaca
untuk mengartikannya maksud kalimat. Jadi, kelampauan memakai bahasa
perlu ditulis maksudnya apa.
Penulisan
yang benar adalah
Perilaku-perilaku
yang bertentangan dengan tradisi yang dianut dalam suatu masyarakat.
Perilaku-perilaku tersebut seperti perampokan, tindakan kekerasan,
lari dari rumah, minum minuman keras, tawuran antar pelajar, dan
perilaku kenakalan remaja (destruktif) lainnya.
3.
Kesalahan Ihwal Ejaan
1.
Pemakaian tanda baca
Manusia
seutuhnya berarti pula manusia yang mencerminkan keselarasan
hubungannya dengan Allah SWT, dan lingkungannya. (paragraf 1
hal 209)
Kesalahan
kalimat diatas penempatan tanda koma tidak perlu dilakukan karena
berupa kalimat tanda koma bila perincian itu berupa frasa atau
klausa. Bentuk ‘dan’ pada akhir frasa sebelum perincian terakhir
digunakan apabila perincian itu dipisahkan dengan tanda koma.
Penulisan
yang benar ialah
Manusia
seutuhnya bearti pula manusia yang mencerminkan kesalahan hubungan
dengan Allah SWT dan lingkungannya.
Pemakaian
tanda baca
Upaya
upaya dakwa dalam mengatasi problematika remaja.....
(hal 217 pada paragraf 7)
Kata
ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung. Pada
kesalahan kalimat diatas tanda yang digunakan dengan tanda hubung
pada kata “upaya upaya”, dalam penjelasan tanda hubung (-)
digunakan dalam bentuk ulang dan dituliskan diantara bentuk yang
diulang tersebut. Pemakaian tanda hubung (-) harus rapat dengan kata
yang mengawali dan mengikutinya.
Penulisan
yang benar ialah
Upaya-upaya
dakwa dalam mengatasi problematika remaja.
2.
Penggunaan hurup kapital pada kata
.Mantan
presiden RI, Suharto mengungkapkan dalam suatu kesempatan bahwa kita
semua menyadari.... ( hal 210 pada paragraf 8)
Kesalahan
pada kalimat tersebut, huruf besar atau kapital dipakai sebagai
huruf pertama nama jabatan “presiden”.....
Penulisan
yang benar
.Mantan
Presiden RI, Suharto mengungkapkan dalam suatu kesempatan bahwa kita
semua menyadari.....
4.
Kesalahan Ihwal Diksi
1.
Peranti kata makna denotatif dan konotatif
Dewasa
ini masalah dekadensi moral atau kebobrokan ahklak yang melanda
sebagian remaja....... (hal 211 pada paragraf 11)
Kesalahan
kalimat tersebut pada kata “kebobrokan” karena dalam
pengertian denotatif adalah makna yang umum .
Penulisan
yang benar
Dewasa
ini masalah dekadensi moral atau kerusakan ahklak yang melanda
sebagian remaja...
2.
Peranti kebakuan dan ketidakbakuan
-
No.SalahBenarParagrafHalamanKeterangan1Bertiik tolakBertitik tolak15212Kata disamping salah karena tidak menggunakan kata baku yang benar2AndilAdil152123StatuaStatus62134SocialSosial12135TookhTokoh1214
5.
Kesalahan Ihwal Paragraf
1.
Baris baru
“mempengaruhi
remaja dalam membentuk kepribadiannya”. (hal 210 pada
paragraf 7)
Kesalahan
dalam kalimat tersebut, karena terlalu banyak menggunakan spasi. Jadi
penulisan yang benar
“mempengaruhi
remaja dalam membentuk kepribadiannya”.
C.
Pengertian
Catatan Kaki
1.
Catatan kaki
Catatan kaki
adalah daftar keterangan khusus yang ditulis di bagian bawah setiap
lembaran atau akhir bab karangan ilmiah. Catatan kaki biasa digunakan
untuk memberikan keterangan dan komentar, menjelaskan sumber kutipan
atau sebagai pedoman penyusunan daftar bacaan/
bibliografi.
Sri Utami (2009: 24)
menjelaskan “catatan kaki adalah keterangan yang dicantumkan pada
margin bawah pada halaman buku”. Maksudnya bahwa catatan kaki
adalah sebuah catatan tambahan yang diletakkan pada bagian bawah
dengan ukuran lebih kecil daripada huruf dalam teks yang berguna
untuk menmbahkan rujukan uraian.
Penulisan
Catatan Kaki : Nama, Judul (kota: penerbit, tahun) hlm.no hlm.
Contoh:Ali
Mudhafar, Filsafat Ilmu (Yogyakarta : Liberty Yogyakarta, 1996)
cet.1, hlm. 2.
2.
Cara Penulisan
- Catatan kaki harus dipisahkan oleh sebuah garis yang panjangnya empat belas karakter dari margin kiri dan berjarak empat spasi dari teks.
- Catatan kaki diketik berspasi satu.
- Diberi nomor.
- Nomor catatan kaki diketik dengan jarak enam karakter dari margin kiri.
- Jika catatan kakinya lebih dari satu baris maka baris kedua dan selanjutnya dimulai seperti margin teks biasa (tepat pada margin kiri).
- Jika catatan kakinya lebih dari satu maka jarak antara satu catatan dengan catatan yang lainnya adalah sama dengan jarak spasi teks.
- Jarak baris terakhir catatan kaki tetap 3 cm dari pinggir kertas bagian bawah.
- Keterangan yang panjang tidak boleh dilangkaukan ke halaman berikutnya. Lebih baik potong tulisan asli daripada memotong catatan kaki.
- Jika keterangan yang sama menjadi berurutan (misalnya keterangan nomor 2 sama dengan nomor 3, cukup tuliskan kata ibid daripada mengulang-ulang keterangan catatan kaki.
- Jika ada keterangan yang sama tapi tidak berurutan, berikan keterangan op.cit., lih [x] [x] merupakan nomor keterangan sebelumnya.
- Jika keterangan seperti opcit tetapi isinya keterangan tentang artikel, gunakan loc.cit.
- Untuk keterangan mengenai referensi artikel atau buku tertentu, penulisannya mirip daftar pustaka, tetapi nama pengarang tidak dibalik.
Contoh cara
penulisan catatan kaki(footnote)
- 1 Sidi Gazalba, Maut: Batas Kebudayaan dan Agama (Jakarta: Penerbit Tintamas Indonesia, 1972), 100
- 2. Ibid., 150
- 3 Soerjono Soekanto, “Tanggung Jawab Perdata dan Pembantu Dokter,” Kompas, 12 November 1981.
- 4 Sidi Gazalba, Op.Cit., 200
- 5 Loc. Cit.
- Catatan kaki pertama, buku bersangkutan baru pertama kali dikutip, dan kutipan itu diambil di halaman 100.
- ibid. = ibidem — buku dan pengarang yang sama, artinya halaman 150 dan karya yang sama pada nomor satu. lni dilakukan bila buku pada catatan kaki pertama perlu dikutip lagi di halaman 150- nya (catatan kaki kedua).
- Jika sesudah itu karangan lain perlu dikutip, maka perlu dibuat catatan kaki selengkapnya seperti catatan kaki pertama.
- Jika kemudian buku dalam catatan kaki pertama perlu dikutip lagi, maka catatan kaki perlu dibuat seperti catatan kaki keempat.
- Op.Cit., hlm.200. artinya Opus Citatum, yakni halaman 200 dari sebuah buku/karya yang telah dikutip sebelumnya (dalam hal ini bukunya Sidi Gazaiba).
- Bila kutipan yang menyusul kemudian diambil dari karya dan halaman yang sama seperti pada kutipan terakhir (catatan kaki yang keempat), maka catatan kakinya cukup disingkat dengan Loc.Cit. (Loco Citato), artinya di kutip di tempat yang sama.
3.
Tujuan Catatan Kaki (footnote)
- Catatan kaki dicantumkan untuk memenuhi kode etik yang berlaku
- Dapat juga sebagai penghargaan terhadap orang lain yang mungkin berjasda dalam penulisan tersebut
- Dipergunakan untuk menunjuk kepada sumber dan pernyataan yang dipergunakan dalam teks
4.
Macam-Macam Catatan Kaki (footnote)
Macam-macam kutipan
yang disertai dengan catatan kaki yang didalamnya ada kutipan
langsung dan kutipan tidak langsung, serta kutipan tanpa catatan kaki
- Kutipan langsung
Yaitu salinan persis
dari sumbernya tanpa perubahan. Kutipan ini terdiri dari
kutipan langsung kurang dari lima baris dan kutipan langsung terdiri
atas limabaris ke atas.
- Kutipan tidak langsung
Menyadur,
mengambil ide dari suatu dan menuliskannya sendiri dengankalimat dan
bahasa sendiri. Penulisan diintegrasikan ke dalam teks, tidak diapit
tanda petik, spasi sama dengan teks, dan tidak mengubah
isi atau ide penulis aslinya. Penulisan disertai data
pustaka sumber yang dikutip, dapat berupa catatan kaki
atau data pustaka dalam teks.Cara menyadur ada dua
macam, masing-masing berbeda cara, tujuan dan manfaatnya. Cara
pertama yaitu meringkas dan yang kedua adalah membuat ikhtisar
- Meringkas
Penyajian suatu
karangan atau bagian karangan yang panjang dalam bentuk yang singkat.
Meringkas bertujuan untuk mengembangkan ekspresi
penulisan, menghemat kata, memudahkan pemahaman naskah asli, dan
memperkuat pembuktian..
Proses meringkas
sebagai berikut :
1.Bertolak dari
karangan asli
2.Mereproduksi karya
asli dalam bentuk ringkasan
3.Menyusun ringkasan
dengan mempertahankan keaslian naskah
- Membuat ikhtisar
Menyajikan suatu
karangan yang panjang dalam bentuk ringkas, bertolakdari naskah asli,
tapi tidak mempertahankan urutan, tidak menyajikankeseluruhan isi,
langsung kepada inti bahasan yang terkait denganmasalah yang akan
dipecahkan. Ikhtisar memerlukan ilustrasi untukmenjelaskan inti
persoalan. Teknik pengetikannya : spasi, huruf danmargin sama dengan
teks.
- Kutipan tanpa catatan kaki
Artikel dan
makalah pendek (kurang dari sepuluh lembar) yang
tidakmenggunakan catatan kaki dapat menggunakan data pustaka dalam
teks.
Pemikiran yang
mendasari penulisan demikian, antara lain :
1.Artikel lazim
dimuat di surat kabar dan majalah popular
2.Ruang untuk
menuliskan catatan kaki dan bibliografi terbatas
3.Penulis cenderung
menggunakan ragam popular, dan lain sebagainya
Data
pustaka dalam teks digunakan dalam menulis karangan pendek,misalnya
artikel disurat kabar. Data pustaka dapat ditempatkan pada awal
kutipan (saduran) dan dapat pula pada akhir kutipan
(saduran). Datapustaka yang dituliskan : pencipta ide, penulis buku,
nama buku, tahundan halaman.
Mungkin
sebagian orang akan terasa aneh dan heran mendengar 'catatan perut'.
"Perut
kok ada catatannya?" Sebenarnya
ini merupakan istilah umum dalam kepenulisan ilmiah seperti halnya
'catatan kaki' yang lebih populer. Keduanya adalah bentuk peletakan
sumber kutipan atau referensi.
Catatan
perut adalah sebuah keterangan yang dicantumkan pada margin bawah
yang berfugsi untuk menjelaskan suatu kata yang berada dalam teks
yang membutuhkan penjelasan lebih lanjut.
Catatan
perut berfungsi sama dengan catatan kaki (footnote)
yaitu untuk menegaskan isi uraian atau membuktikan kebenaran yang
diajukan oleh penulis berdasarkan bukti - bukti yang diperoleh dari
buku, majalah, jurnal, berita, atau referensi yang lain. Kelebihan
catatan perut dibandingkan catatan kaki ialah pada kenyamanan pembaca
untuk menemukan pokok tulisan secara menyeluruh.
Dibandingkan dengan catatan kaki yang kadang - kadang mengusik pembaca dengan keterangan di bawah tulisan, catatan perut lebih sederhana dan jelas. Karena pada catatan perut hanya terdapat 3 unsur:
Dibandingkan dengan catatan kaki yang kadang - kadang mengusik pembaca dengan keterangan di bawah tulisan, catatan perut lebih sederhana dan jelas. Karena pada catatan perut hanya terdapat 3 unsur:
1.
Nama belakang pengarang
2. Tahun penerbitan
3. Nomor halaman
Contoh:
2. Tahun penerbitan
3. Nomor halaman
Contoh:
Pembangunan nasional
merupakan pembangunan di segala bidang yang mengarah pada kemakmuran
rakyat. Selain menjadi pilar utama pembangunan nasional, pembangunan
dalam bidang pendidikan mendorong suksesnya pembangunan di sektor –
sektor lainnya. Setiap bangsa tentunya lebih menomorsatukan
pembangunan dalam bidang pendidikan bila ingin maju (Isjoni, 2006:
21). Namun, kondisi Indonesia telah amat terpuruk oleh berbagai
krisis yang mengakibatkan rendahnya mutu pendidikan di Indonesia
sehingga berdampak pada rendahnya kualitas sumber daya manusia
(Surya, 2004: 113).
Perlu
diingat cara penulisannya:
buka
kurung+nama belakang pengarang+koma+spasi+tahun penerbitan+titik
dua+spasi+nomor halaman+tutup kurung
Penulisan
Catatan Perut: “……………………………………………..”
(Nama, Tahun : No hal)
Contoh:
dialektika adalah etode metafisika yang mendatangkan atau
menghasilkan pengetahuan tertinggi (LoreBagus, 1997 Kamus Filsafat,
hlm.167
E. Pengertian
Kutipan
1. Kutipan.
Yakub Nasucha (2009:
79) menjelaskan “Pengutipan adalah proses peminjaman kalimat atau
pendapat seorang pengarang atau ucapan seseorang yang ahli dalam
bidang yang sedang ditulis. Maksudnya adalah bahwa tindakan mengutip
pendapat tertulis atau melalui ucapan dari seorang pengarang dan ahli
dalam penulisan karya ilmiah adalah dibenarkan, tindakan ini
dilakukan dalam upaya memberikan sebuah penjelasan dari topik yang
sedang dijelaskan.
2. Macam
Kutipan
Macam
dari kutian ada 2, yakni
1.
Kutpan Pendek, adalah kutipan yang memiliki kurang dari 40 kata dan 5
baris atau kalimat.
2.
Kutipan Panjang, adalah kutipan yang memiliki lebih dari 40 kata dan
5 baris atau kalimat.
3. Jenis
Kutipan.
Jenis
kutipan ada 3 macam
1.
Yakub Nasucha (2009: 80) menjelaskan ”Kutipan secara langsung,
adalah penuls menulis apa adanya teks yang di kutip. Maksudya adalah
bahwa penulis tidak mengubah kata-kata dari sebuah kutipan yang
dikutipnya, hanya tinggal menyalin saja. Contoh : Kridalaksana (1984:
165) mengemukakan ”ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut
pemakaiannya yang dibedakan menurut topic, hubungan perilaku, dan
medium pembicaraan”.
2.
Yakub Nasucha (2009: 80) menjelaskan “Kutipan secara tidak
langsung, adalah penulis menuliskan intisari dari pendapat yang ada
di sumber kutipan. Maksudnya adalah bahwa penulis disini tidak
menulis semua kata-kata yang ingin dikutip, tapi hanya mengambil
pokok atau intinya saja yang bisa mewakili seluruh kutipan yang
hendak dikutip. Contoh : dengan demikian, dijelaskan “semakin besar
peluang untuk mengembangkan bahasa Indonesia secara lisan dan
tertulis untuk semua mahasiswa yang berlatar belakang belakang
berbeda-berbeda” (Rahayu, 2007: 3)
3.
Kutipan yang dikutip dari buku sumber yang sudah berupa kutipan,
adalah penulis menulis sebuah kutipan yang memang telah dikutip oleh
pihak lain terlebih dahulu. Contoh : Ketentuan Penulisan daftar isi
seperti dikemukakan Bambang Dwiloka (2005: 99)adalah “judul bagian
makalah ditulis dengan menggunakan huruf kecil, penulisan judul
bagian dan judul subbagian dilengkapi dengan nomor halaman, tempat
pembuatannya dalam makalah, dan penulisan daftar isi dilakukan dengan
menggunakan spasi tunggal dengan antarbagian dua spasi”.
F.
Pengertian
Daftar
Pustaka
Yakub Nasucha (2009:
84) menjelaskan “daftar pustaka adalah daftar yang memuat sejumlah
pustaka atau sumber lain yang digunakan penulis untuk mendukung
pendapatnya, membedakan pendapatnya dengan ahli lain, atau hanya
sekedar memberikan informasi bahwa ahli lain memiliki pendapat yang
tidak sejalan dengan pendapatnya. Maksudnya adalah bahwa daftar
pustaka itu memuat sejumlah pustaka dari beberapa ahli lain yang
menandakan bahwa penulis mempunyai etika kepada seseorang yang telah
menulis atau melakukan kajian terhadap permasalahan terlebih dahulu.
Berikut
beberapa cara menulis daftar pustaka:
1. Cara
Menulis Daftar Pustaka Berupa Buku:
ditulis berurutan mulai dari nama penulis, tahun penerbitan buku,
judul buku, tempat penerbitan, dan nama penerbitan.
- Contoh daftar pustaka satu nama: Keraf,Gorys. 2005. Komposisi. Flores: Nusa Indah
- Contoh daftar pustaka dua nama : Alwi, Hasan, Hans Lapoliwa. 2003. Tatabahasa Buku Bahasa Indonesia . Jakarta : Balai Pustaka.
- Contoh daftar pustaka tiga nama : Munawwir, Ahmad Warson, Al-Munawwar. 1984. Kamus Arab – Indonesia. Yogyakarta : Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak.
2.
Cara menulis Daftar Pustaka Cara menulis Daftar Pustaka Yang berasal
dari Buku Kumpulan Artikel:
Penulisannya
sama dengan cara di atas, hanya ditambah dengan tulisan (Ed) diantara
nama
- Contoh:Dick, Hartoko (Ed.). 2004. Golongan cendekiawan : Mereka yang Berumah di Angin. Jakarta: Gramedia.
3.
Cara menulis Daftar Pustaka dengan Mengambil Satu Artikel dari Buku
Kumpulan Artikel.
Nama
penulis artikel ditulis di depan diikuti tahun penerbitan, judul
artikel yang diapit oleh tanda kutip tanpa huruf miring. Setelah itu
ditulis nama editor, judul buku kumpulan artikel, dan nomor halaman.
- Contoh: Geertz, Clifford. 2003. “Cendekiawan di Negara Berkembang”. Dalam Kemala Sartika (Ed.) , menjelajah Cakrawala: Kumpulan Karya Visioner Soedjatmiko. Jakarta: Gramedia
4.
Cara menulis Daftar PUstaka yang Berasal dari Artikel dalam Jurnal.
Nama
penulis artikel ditulis di depan diikuti tahun, judul artikel, nama
jurnal, tahun, dan nomor.
- Contoh: Hanafi, A. 1989. “Partisipasidalam Siaran Pedesaan dan Pengadopsian Inovasi”. Forum Penelitian, 1(1): 33-47.
5.
Cara Menulis Daftar Pustaka yang Berasal dari Artikel Majalah atau
Koran.
Nam
Penulis ditulis terlebih dahulu dilanjutkan dengan tanggal, bulan,
dan tahun (jika ada). Nama majalah atau Koran dicetak miring diikuti
dengan domor halaman.
- Contoh: Gardner, H. 1998. “Do Babies Sing A Universal Song?”. Psychological Today, hal.70
6.
Cara menulis Daftar Pustaka dari Koran Tanpa Penulis.
Nama
Koran ditulis terlebih dahulu diikuti dengan tanggal, bulan, tahun
terbit, judul, dan nomor halaman.
- Contoh:Kompas. 18 Maret 2005. “Rawan Pangan, Tanpa Basis Sumber Daya Lokal”, hal. 41.
7.
Daftar Pustaka di Karya Terjemahan.
Nama
penulis asli ditulis terlebih dahulu diikuti tahun terbit tulisan
asli, judul terjemahan, nama penerjemah tahu terjemahan, nama tempat
penerbitan dan nama penerbit terjemahan.
- Contoh: Eangleton, Terry. 1988. Teori Sastra: Satu Pengenalan. Terjemahan oleh Mohammad Haji Saleh.2004. kualahlumpur: Dewan Baasa dan Pustaka.
8.
Daftar Pustaka dari Skripsi, Tesis, atau Disertasi
Nama
penulis diikuti dengan tahun yang tercantum pada sampul, judul
skripsi,tesis, atau disertasiyang diapit dengan tanda kutip, diikuti
jenis karya ilmiah, nama kota tempat perguruan tinggi, nama fakultas,
dan nama perguruan tinggi.
- Contoh: Paramita, Pradnya.2007. ”Pengaruh Bioteknologi Pertanian terhadap Proses Pematangan Tomat”.Skripsi. Surakarta: Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret .
9. Daftar
Pustaka dari Internet
Nama
Penulis diikuti dengan tahun, judu karya yang diapit tanda kutip,
diakhiri alamat sumber pustaka dan tanggal akses.
- Contoh: Herusanto. 2002.” Bioteknologi Pertanian” (online),(http://www.chang.jayaHeru.com/Biotekpertan04.htm, diakses tanggal 12
Desember
2002).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar