Sabtu, 19 Juli 2014

Resensi

A. Menulis Resensi
Resensi berasal dari kata recencie (Belanda) yang berarti memeriksa kembali atau menimbang.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, resensi adalah pertimbangan atau ulasan sebuah hasil karya atau sebuah buku. Orang yang menulis resensi disebut resensator.
Resensi dapat diartikan sebagai tulisan yang berisi ulasan, pertimbangan, atau pembicaraan suatu karya (sastra, nonsastra, drama, dan sebagainya).
Agar bisa membuat resensi yang baik, resensator harus memahami :
1.  tujuan pengarang aslinya

Hal ini bertujuan agar resensator mempunyai bahan yang cukup kuat untuk menyampaikan sesuatu pada pembaca
2.  maksud menulis resensi
Resensator harus memahami kewajiban terhadap pembaca dan bagaimana penilaiannya terhadap buku.

2. Tujuan penulisan resensi
adalah menyampaikan kepada pembaca tentang kualitas hasil karya atau sebuah buku, apakah pantas mendapat sambutan masyarakat atau tidak (menginformasikan kualitas). Simpulan resensi biasanya berusaha meyakinkan pembaca agar membaca buku yang diulas. Adapun penulisan resensi ditujukan dengan maksud sebagai berikut.

1. Membantu pembaca mengetahui gambaran dan penilaian umum dari sebuah buku atau hasil karya lainnya secara ringkas.
2. Mengetahui kelebihan dan kelemahan buku yang diresensi.
3. Mengetahui latar belakang dan alasan buku tersebut diterbitkan.
4. Menguji kualitas buku dengan membandingkan terhadap karya dari penulis yang sama atau penulis lainnya.
5. Memberi masukan kepada penulis buku berupa kritik dan saran terhadap cara penulisan, isi, dan substansi buku
Pokok-pokok yang dapat dijadikan sasaran-sasaran penilaian (isi dari sebuah resensi) adalah :

1.  Latar belakang

Penulis dapat memulai resensinya dengan menyajikan latar belakang penulisan buku yang diresensi. Resensator dapat juga mengemukakan tema buku, maksud yang ingin dicapai penulis buku, atau gambaran umum isi buku.

2.  Identitas buku
Identitas buku mencangkup judul, nama penulis, nama penerbit, kota tempat terbit dan informasi lain yang dirasa perlu (misal ditambahkan ketebalan buku, gambar sampulnya).

3.  Macam atau jenis buku
Resensator mengemukakan jenis buku, apakah fiksi atau non fiksi.

4.  Kepengarangan

Kepengarangan adalah bentuk penyajian buku yang dilakukan oleh pengarang, misalnya cara menganalisis masalah yang dilakukan oleh pengarang, cara menyusun kesimpulan, serta gaya bahasa pengarang. Pada bagian ini dapat ditampilkan keunggulan pengarang.

5.  Kelebihan dan Kelemahan
Untuk keunggulan buku, resensator dapat membahas kerangka buku, hubungan antara satu bagian dengan bagian yang lain. Apakah hubungan terebut harmonis, jelas, dan memperlihatkan perkembangan yang masuk akal, Apakah ada hubungan sebab akibat antarbagian. Penilaian di sini juga bisa mengemukakan daya tarik buku, keistimewaan buku, kelebihan buku dibanding buku (sejenis) yang lain.
3 . Jenis-jenis Resensi
Secara garis besar resensi dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
1.
Resensi Informatif, yaitu resensi yang hanya menyampaikan isi dari resensi secara singkat dan umum dari keseluruhan isi buku.
2.
Resensi Deskriptif, yaitu resensi yang membahas secara detail pada tiap bagian atau babnya.
3.
Resensi Kritis, yaitu resensi yang berbentuk ulasan detail dengan metodologi ilmu pengetahuan tertentu. Isi dari resensi biasanya kritis dan objektif dalam menilai isi buku.
Namun, ketiga jenis resensi di atas tidak baku karena bisa saja dalam sebuah resensi ketiganya diterapkan secara bersamaan.
4. Unsur-unsur Resensi
Dalam membuat resensi, terdapat unsure-unsur yang harus dipenuhi agar resensi yang dibuat menjadi jelas dan berkualitas. Berikut ini adalah beberapa unsur yang harus ada dalam pembuatan resensi.
1. Judul resensi
Judul resensi harus memiliki keselarasan dengan isi resensi yang dibuat. Judul yang menarik juga akan memberi nilai lebih pada sebuah resensi.


2. Menyusun data buku
Penyusunan data buku dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Judul buku;
b. Pengarang;
c. Penerbit;
d. Tahun terbit beserta cetakannya;
e. Dimensi buku;
f. Harga buku;


3. Isi resensi buku
Isi resensi buku memuat tentang sinopsis, ulasan singkat buku dengan kutipan secukupnya, keunggulan dan kelemahan buku, rumusan kerangka buku dan penggunan bahasa.


4. Penutup resensi buku
Pada bagian penutup biasanya berisi alasan kenapa buku tersebut ditulis dan kepada siapa buku tersebut ditujukan.
5. Tahap Penulisan Resensi
Berikut ini akan dijelaskan tahap-tahap dalam penulisan sebuah resensi buku.
1. Tahap Persiapan
Dalam tahap ini, hal yang perlu dilakukan antara lain: memilih jenis buku yang akan diresensi, buku tersebut adalah buku-buku baru, dan membuat anatomi buku.

2. Tahap Pengerjaan
a. Membaca dengan detail dan mencatat hal-hal penting. Sebelum membuat resensi, bacalah terlebih dahulu buku yang akan diresensi hingga tuntas lalu mencatat kutipan dan kata-kata penting di dalamnya.
b. Membuat isi resensi, diantaranya:
• Membuat informasi umum tentang buku yang diresensi.
• Menentukan judul resensi.
• Membuat ringkasan secara garis besar.
• Memberikan penilaian buku.
• Menonjolkan sisi lain dari buku yang diresensi.
• Mengulas manfaat buku tersebut bagi pembaca.
• Penilaian dari segi kelengkapan karya, EYD dan sistematika resensi.




6. Tips Menulis Resensi
Berikut ini adalah tips dalam menulis resensi:
1. Cari dan tentukan buku baru nonfiksi yang akan dibuat resensi.
2. Catatlah identitas buku yang akan diresensi, seperti jenis buku, judul buku, nama pengarang,
nama penerbit, tahun terbit, tahun cetak, jumlah halaman, jenis kertas dan harga buku.
3. Catat dan pahami tujuan dan latar belakang penulisan buku, dengan cara membaca kata pengantar atau pendahuluan buku. Buatlah daftar pokok-pokok isi buku secara keseluruhan.
4. Tentukan kelebihan dan kekurangan isi buku.
5. Tulis ringkasan materi dari buku yang dibuat resensi secara jelas dan sistematis.
6. Pada akhir resensi berilah saran dan kesimpulan, apakah buku yang kita resensi tersebut layak dibaca atau tidak.
B. Pengertian Ihwal Diksi, Kalimat, Paragrap, Ejaan

1.      Pengertian Diksi, ialah pilihan kata. Maksudnya, kita memilih kata yang tepat untuk menyatakan sesuatu. Pengertian ihwal diksi adalah pilihan kata. Maksudnya kita memilih kata yang tepat untuk menyatukan sesuatu. Pilihan kata merupakan satu unsure sangat penting, baik dalam dunia karang-mengarang maupun dalam dunia tutur setiap hari. Di samping itu, pemilihan kata itu harus pula sesuai dengan situasi dan tempat penggunaan kata-kata

2.      Pengertian Kalimat. Depinisi atau batasan kalimat seperti ini mengandung kelemahan. Kelemahannya ada pada deretan kata. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh.

3.      Penngertian Paragraf,  paragraf didefinisikan secara bermacam-macam, mulai yang sederhana hingga yang cukup rumit dan terperinci. Perlu di sebutkan bahwa paragraf yang sesungguhnya merupakan sebuah karangan mini. Dikatakan sebagai karangan mini karena sesungguhnya segala sesuatu yang lazimterdapat di dalam karangan atau tuliasan, sesuai dengan sebuah paragraf. Paragraf adalah seperangkat kalimat yang memuat sebuah gagasan atau topik.
4.      Pengertian Ejaan, yang dimaksud dengan ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi ujaran dan bagaimana antarhubungan antara lambang-lambang itu (pemisahan dan penggabungan dalam suatu bahasa). Secara teknis, yang di maksud dengan ejaan adalah penulisan huruf, penulisan kata, dan pemakaian tanda baca.

2.      Kesalahan Ihwal Kalimat
1.        Pemborosan kata
bermacam-macam harapan yang muncul di tengah masyarakat yang menempatkan masa remaja sebagai generasi penerus bangsa.  (paragraf 8 hal 210)

Pemborosan kata yang terjadi pada kalimat ini adalah pengulangan kata “yang” yang sebenarnya tidak perlu dilakukan. Penggunaan kalimat yang benar adalah

bermacam-macam harapan yang muncul ditengah masyarakat menempatkan masa remaja sebagai generasi penerus bangsa.

2.        Ketidak jelasan kalimat
pembangunan nasional adalah pembangunan manusia indonesia seutuhnya   (paragraf 1 hal 209)

Dalam ketidak jelasan kalimat pembangunan manusia indonesia seutuhnya dengan kalimat initidak jelas siapa manusia yang sebutkan.


3.         Kelugasan kalimat
perilaku-perilaku yang bertentangan dengan tradisi yang dianut dalam suatu masyarakat. Perilaku-perilaku tersebut seperti perampokan, tindak kekerasan, lari dari rumah, minum minuman keras, tawuran antar pelajar, dan perilaku destruktif lainnya. ( paragraf 12 hal 211)

Dalam karya  jalur dipermukaan kelugasan atau ketegasan dalam setiap kalimatnya. Pada kalimat diatas kata destruktif adalah bahasa yang sulit bagi masrakat awal mengartikannya. Jadi mempersulit pembaca untuk mengartikannya maksud kalimat. Jadi, kelampauan memakai bahasa perlu ditulis maksudnya apa.

Penulisan yang benar adalah

Perilaku-perilaku yang bertentangan dengan tradisi yang dianut dalam suatu masyarakat. Perilaku-perilaku tersebut seperti perampokan, tindakan kekerasan, lari dari rumah, minum minuman keras, tawuran antar pelajar, dan perilaku kenakalan remaja (destruktif) lainnya.

3.       Kesalahan Ihwal Ejaan

1.         Pemakaian tanda baca
Manusia seutuhnya berarti pula manusia yang mencerminkan keselarasan hubungannya dengan Allah SWT, dan lingkungannya.  (paragraf 1 hal 209)

Kesalahan kalimat diatas penempatan tanda koma tidak perlu dilakukan karena berupa kalimat tanda koma bila perincian itu berupa frasa atau klausa. Bentuk ‘dan’ pada akhir frasa sebelum perincian terakhir digunakan apabila perincian itu dipisahkan dengan tanda koma.
       
Penulisan yang benar ialah

Manusia seutuhnya bearti pula manusia yang mencerminkan kesalahan hubungan dengan Allah SWT dan lingkungannya.

Pemakaian tanda baca
Upaya upaya dakwa dalam mengatasi problematika remaja.....    (hal 217 pada paragraf 7)

Kata ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung. Pada kesalahan kalimat diatas tanda yang digunakan dengan tanda hubung pada kata “upaya upaya”, dalam penjelasan tanda hubung (-) digunakan dalam bentuk ulang dan dituliskan diantara bentuk yang diulang tersebut. Pemakaian tanda hubung (-) harus rapat dengan kata yang mengawali dan mengikutinya.

Penulisan yang benar ialah

Upaya-upaya dakwa dalam mengatasi problematika remaja.

2.         Penggunaan hurup kapital pada kata
.Mantan presiden RI, Suharto mengungkapkan dalam suatu kesempatan bahwa kita semua menyadari....   ( hal 210 pada paragraf 8)

Kesalahan pada kalimat tersebut, huruf besar atau kapital dipakai sebagai huruf  pertama nama jabatan “presiden”.....

Penulisan yang benar

.Mantan Presiden RI, Suharto mengungkapkan dalam suatu kesempatan bahwa kita semua menyadari.....

4.      Kesalahan Ihwal Diksi
1.         Peranti kata makna denotatif dan konotatif
Dewasa ini masalah dekadensi moral atau kebobrokan ahklak yang melanda sebagian remaja.......  (hal 211 pada paragraf 11)

Kesalahan kalimat tersebut pada kata “kebobrokan”  karena dalam pengertian denotatif adalah makna yang umum .

Penulisan yang benar

Dewasa ini masalah dekadensi moral atau kerusakan ahklak yang melanda sebagian remaja...

2.         Peranti kebakuan dan ketidakbakuan

No.
Salah
Benar
Paragraf
Halaman
Keterangan
1
Bertiik tolak
Bertitik tolak
15
212
Kata disamping salah karena tidak menggunakan kata baku yang benar
2
Andil
Adil
15
212
3
Statua
Status
6
213
4
Social
Sosial
1
213
5
Tookh
Tokoh
1
214

5.      Kesalahan Ihwal Paragraf
1.         Baris baru
mempengaruhi          remaja dalam membentuk kepribadiannya”.  (hal 210 pada paragraf 7)

Kesalahan dalam kalimat tersebut, karena terlalu banyak menggunakan spasi. Jadi penulisan yang benar

mempengaruhi remaja dalam membentuk kepribadiannya”.
C. Pengertian Catatan Kaki
1. Catatan kaki
Catatan kaki adalah daftar keterangan khusus yang ditulis di bagian bawah setiap lembaran atau akhir bab karangan ilmiah. Catatan kaki biasa digunakan untuk memberikan keterangan dan komentar, menjelaskan sumber kutipan atau sebagai pedoman penyusunan daftar bacaan/ bibliografi.

Sri Utami (2009: 24) menjelaskan “catatan kaki adalah keterangan yang dicantumkan pada margin bawah pada halaman buku”. Maksudnya bahwa catatan kaki adalah sebuah catatan tambahan yang diletakkan pada bagian bawah dengan ukuran lebih kecil daripada huruf dalam teks yang berguna untuk menmbahkan rujukan uraian.
Penulisan Catatan Kaki : Nama, Judul (kota: penerbit, tahun) hlm.no hlm.
Contoh:Ali Mudhafar, Filsafat Ilmu (Yogyakarta : Liberty Yogyakarta, 1996) cet.1, hlm. 2.
2. Cara Penulisan
  1. Catatan kaki harus dipisahkan oleh sebuah garis yang panjangnya empat belas karakter dari margin kiri dan berjarak empat spasi dari teks.
  2. Catatan kaki diketik berspasi satu.
  3. Diberi nomor.
  4. Nomor catatan kaki diketik dengan jarak enam karakter dari margin kiri.
  5. Jika catatan kakinya lebih dari satu baris maka baris kedua dan selanjutnya dimulai seperti margin teks biasa (tepat pada margin kiri).
  6. Jika catatan kakinya lebih dari satu maka jarak antara satu catatan dengan catatan yang lainnya adalah sama dengan jarak spasi teks.
  7. Jarak baris terakhir catatan kaki tetap 3 cm dari pinggir kertas bagian bawah.
  8. Keterangan yang panjang tidak boleh dilangkaukan ke halaman berikutnya. Lebih baik potong tulisan asli daripada memotong catatan kaki.
  9. Jika keterangan yang sama menjadi berurutan (misalnya keterangan nomor 2 sama dengan nomor 3, cukup tuliskan kata ibid daripada mengulang-ulang keterangan catatan kaki.
  10. Jika ada keterangan yang sama tapi tidak berurutan, berikan keterangan op.cit., lih [x] [x] merupakan nomor keterangan sebelumnya.
  11. Jika keterangan seperti opcit tetapi isinya keterangan tentang artikel, gunakan loc.cit.
  12. Untuk keterangan mengenai referensi artikel atau buku tertentu, penulisannya mirip daftar pustaka, tetapi nama pengarang tidak dibalik.
Contoh cara penulisan catatan kaki(footnote)
  • 1 Sidi Gazalba, Maut: Batas Kebudayaan dan Agama (Jakarta: Penerbit Tintamas Indonesia, 1972), 100
  • 2. Ibid., 150
  • 3 Soerjono Soekanto, “Tanggung Jawab Perdata dan Pembantu Dokter,” Kompas, 12 November 1981.
  • 4 Sidi Gazalba, Op.Cit., 200
  • 5 Loc. Cit.
  • Catatan kaki pertama, buku bersangkutan baru pertama kali dikutip, dan kutipan itu diambil di halaman 100.
  • ibid. = ibidem — buku dan pengarang yang sama, artinya halaman 150 dan karya yang sama pada nomor satu. lni dilakukan bila buku pada catatan kaki pertama perlu dikutip lagi di halaman 150- nya (catatan kaki kedua).
  • Jika sesudah itu karangan lain perlu dikutip, maka perlu dibuat catatan kaki selengkapnya seperti catatan kaki pertama.
  • Jika kemudian buku dalam catatan kaki pertama perlu dikutip lagi, maka catatan kaki perlu dibuat seperti catatan kaki keempat.
  • Op.Cit., hlm.200. artinya Opus Citatum, yakni halaman 200 dari sebuah buku/karya yang telah dikutip sebelumnya (dalam hal ini bukunya Sidi Gazaiba).
  • Bila kutipan yang menyusul kemudian diambil dari karya dan halaman yang sama seperti pada kutipan terakhir (catatan kaki yang keempat), maka catatan kakinya cukup disingkat dengan Loc.Cit. (Loco Citato), artinya di kutip di tempat yang sama.
3. Tujuan Catatan Kaki (footnote)
  • Catatan kaki dicantumkan untuk memenuhi kode etik yang berlaku
  • Dapat juga sebagai penghargaan terhadap orang lain yang mungkin berjasda dalam penulisan tersebut
  • Dipergunakan untuk menunjuk kepada sumber dan pernyataan yang dipergunakan dalam teks
4. Macam-Macam Catatan Kaki (footnote)
Macam-macam kutipan yang  disertai dengan catatan kaki yang didalamnya ada kutipan langsung dan kutipan tidak langsung, serta kutipan tanpa catatan kaki
  • Kutipan langsung
Yaitu salinan persis dari sumbernya tanpa perubahan. Kutipan  ini terdiri dari kutipan langsung kurang dari lima baris dan kutipan langsung terdiri atas limabaris ke atas.
  • Kutipan tidak langsung
 Menyadur, mengambil ide dari suatu dan menuliskannya sendiri dengankalimat dan bahasa sendiri. Penulisan diintegrasikan ke dalam teks, tidak diapit tanda petik, spasi sama dengan  teks, dan tidak  mengubah  isi atau  ide penulis aslinya. Penulisan disertai data pustaka  sumber  yang dikutip, dapat berupa catatan kaki atau data pustaka dalam teks.Cara  menyadur  ada  dua  macam, masing-masing berbeda cara, tujuan dan manfaatnya. Cara pertama yaitu meringkas dan yang kedua adalah membuat  ikhtisar
  • Meringkas
Penyajian suatu karangan atau bagian karangan yang panjang dalam bentuk yang singkat. Meringkas bertujuan  untuk  mengembangkan ekspresi penulisan, menghemat kata, memudahkan pemahaman naskah asli, dan memperkuat  pembuktian..
Proses meringkas sebagai berikut :
1.Bertolak dari karangan asli
2.Mereproduksi karya asli dalam bentuk ringkasan
3.Menyusun ringkasan dengan mempertahankan keaslian  naskah
  • Membuat ikhtisar
Menyajikan suatu karangan yang panjang dalam bentuk ringkas, bertolakdari naskah asli, tapi tidak mempertahankan urutan, tidak menyajikankeseluruhan isi, langsung kepada inti bahasan yang terkait denganmasalah yang akan dipecahkan. Ikhtisar memerlukan ilustrasi untukmenjelaskan inti persoalan. Teknik pengetikannya : spasi, huruf danmargin sama dengan teks.
  • Kutipan tanpa catatan kaki
 Artikel dan  makalah pendek (kurang dari sepuluh lembar) yang tidakmenggunakan catatan kaki dapat menggunakan data pustaka dalam teks.
Pemikiran yang mendasari penulisan demikian, antara lain :
1.Artikel lazim dimuat di surat kabar dan majalah popular
2.Ruang untuk menuliskan catatan kaki dan bibliografi terbatas
3.Penulis cenderung  menggunakan ragam  popular, dan lain sebagainya
  Data pustaka dalam teks digunakan dalam menulis karangan pendek,misalnya artikel disurat kabar. Data pustaka dapat  ditempatkan pada awal kutipan (saduran) dan  dapat  pula pada  akhir kutipan (saduran). Datapustaka yang dituliskan : pencipta ide, penulis buku, nama buku, tahundan halaman.


Mungkin sebagian orang akan terasa aneh dan heran mendengar 'catatan perut'. "Perut kok ada catatannya?" Sebenarnya ini merupakan istilah umum dalam kepenulisan ilmiah seperti halnya 'catatan kaki' yang lebih populer. Keduanya adalah bentuk peletakan sumber kutipan atau referensi.
Catatan perut adalah sebuah keterangan yang dicantumkan pada margin bawah yang berfugsi untuk menjelaskan suatu kata yang berada dalam teks yang membutuhkan penjelasan lebih lanjut.


Catatan perut berfungsi sama dengan catatan kaki (footnote) yaitu untuk menegaskan isi uraian atau membuktikan kebenaran yang diajukan oleh penulis berdasarkan bukti - bukti yang diperoleh dari buku, majalah, jurnal, berita, atau referensi yang lain. Kelebihan catatan perut dibandingkan catatan kaki ialah pada kenyamanan pembaca untuk menemukan pokok tulisan secara menyeluruh.
Dibandingkan dengan catatan kaki yang kadang - kadang mengusik pembaca dengan keterangan di bawah tulisan, catatan perut lebih sederhana dan jelas. Karena pada catatan perut hanya terdapat 3 unsur:

1. Nama belakang pengarang
2. Tahun penerbitan
3. Nomor halaman


Contoh: 
Pembangunan nasional merupakan pembangunan di segala bidang yang mengarah pada kemakmuran rakyat. Selain menjadi pilar utama pembangunan nasional, pembangunan dalam bidang pendidikan mendorong suksesnya pembangunan di sektor – sektor lainnya. Setiap bangsa tentunya lebih menomorsatukan pembangunan dalam bidang pendidikan bila ingin maju (Isjoni, 2006: 21). Namun, kondisi Indonesia telah amat terpuruk oleh berbagai krisis yang mengakibatkan rendahnya mutu pendidikan di Indonesia sehingga berdampak pada rendahnya kualitas sumber daya manusia (Surya, 2004: 113).

Perlu diingat cara penulisannya:
buka kurung+nama belakang pengarang+koma+spasi+tahun penerbitan+titik dua+spasi+nomor halaman+tutup kurung

Penulisan Catatan Perut: “……………………………………………..” (Nama, Tahun : No hal)
Contoh: dialektika adalah etode metafisika yang mendatangkan atau menghasilkan pengetahuan tertinggi (LoreBagus, 1997 Kamus Filsafat, hlm.167

E. Pengertian Kutipan

1.  Kutipan.
Yakub Nasucha (2009: 79) menjelaskan “Pengutipan adalah proses peminjaman kalimat atau pendapat seorang pengarang atau ucapan seseorang yang ahli dalam bidang yang sedang ditulis. Maksudnya adalah bahwa tindakan mengutip pendapat tertulis atau melalui ucapan dari seorang pengarang dan ahli dalam penulisan karya ilmiah adalah dibenarkan, tindakan ini dilakukan dalam upaya memberikan sebuah penjelasan dari topik yang sedang dijelaskan.

2.  Macam Kutipan
Macam dari kutian ada 2, yakni
1.     Kutpan Pendek, adalah kutipan yang memiliki kurang dari 40 kata dan 5 baris atau kalimat.
2.     Kutipan Panjang, adalah kutipan yang memiliki lebih dari 40 kata dan 5 baris atau kalimat.

3. Jenis Kutipan.
Jenis kutipan ada 3 macam

1.     Yakub Nasucha (2009: 80) menjelaskan ”Kutipan secara langsung, adalah penuls menulis apa adanya teks yang di kutip. Maksudya adalah bahwa penulis tidak mengubah kata-kata dari sebuah kutipan yang dikutipnya, hanya tinggal menyalin saja. Contoh : Kridalaksana (1984: 165) mengemukakan ”ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaiannya yang dibedakan menurut topic, hubungan perilaku, dan medium pembicaraan”.

2.     Yakub Nasucha (2009: 80) menjelaskan “Kutipan secara tidak langsung, adalah penulis menuliskan intisari dari pendapat yang ada di sumber kutipan. Maksudnya adalah bahwa penulis disini tidak menulis semua kata-kata yang ingin dikutip, tapi hanya mengambil pokok atau intinya saja yang bisa mewakili seluruh kutipan yang hendak dikutip. Contoh : dengan demikian, dijelaskan “semakin besar peluang untuk mengembangkan bahasa Indonesia secara lisan dan tertulis untuk semua mahasiswa yang berlatar belakang belakang berbeda-berbeda” (Rahayu, 2007: 3)

3.     Kutipan yang dikutip dari buku sumber yang sudah berupa kutipan, adalah penulis menulis sebuah kutipan yang memang telah dikutip oleh pihak lain terlebih dahulu. Contoh : Ketentuan Penulisan daftar isi seperti dikemukakan Bambang Dwiloka (2005: 99)adalah “judul bagian makalah ditulis dengan menggunakan huruf kecil, penulisan judul bagian dan judul subbagian dilengkapi dengan nomor halaman, tempat pembuatannya dalam makalah, dan penulisan daftar isi dilakukan dengan menggunakan spasi tunggal dengan antarbagian dua spasi”.

F. Pengertian Daftar Pustaka

Yakub Nasucha (2009: 84) menjelaskan “daftar pustaka adalah daftar yang memuat sejumlah pustaka atau sumber lain yang digunakan penulis untuk mendukung pendapatnya, membedakan pendapatnya dengan ahli lain, atau hanya sekedar memberikan informasi bahwa ahli lain memiliki pendapat yang tidak sejalan dengan pendapatnya. Maksudnya adalah bahwa daftar pustaka itu memuat sejumlah pustaka dari beberapa ahli lain yang menandakan bahwa penulis mempunyai etika kepada seseorang yang telah menulis atau melakukan kajian terhadap permasalahan terlebih dahulu.
Berikut beberapa cara menulis daftar pustaka:
1. Cara Menulis Daftar Pustaka Berupa Buku: ditulis berurutan mulai dari nama penulis, tahun penerbitan buku, judul buku, tempat penerbitan, dan nama penerbitan.

  • Contoh daftar pustaka satu nama: Keraf,Gorys. 2005. Komposisi. Flores: Nusa Indah
  • Contoh daftar pustaka dua nama : Alwi, Hasan, Hans Lapoliwa. 2003. Tatabahasa Buku Bahasa Indonesia . Jakarta : Balai Pustaka.
  • Contoh daftar pustaka tiga nama : Munawwir, Ahmad Warson, Al-Munawwar. 1984. Kamus Arab – Indonesia. Yogyakarta : Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak.

2.  Cara menulis Daftar Pustaka Cara menulis Daftar Pustaka Yang berasal dari Buku Kumpulan Artikel:
Penulisannya sama dengan cara di atas, hanya ditambah dengan tulisan (Ed) diantara nama
  • Contoh:Dick, Hartoko (Ed.). 2004. Golongan cendekiawan : Mereka yang Berumah di Angin. Jakarta: Gramedia.

3. Cara menulis Daftar Pustaka dengan Mengambil Satu Artikel dari Buku Kumpulan Artikel.
Nama penulis artikel ditulis di depan diikuti tahun penerbitan, judul artikel yang diapit oleh tanda kutip tanpa huruf miring. Setelah itu ditulis nama editor, judul buku kumpulan artikel, dan nomor halaman.
  • Contoh: Geertz, Clifford. 2003. “Cendekiawan di Negara Berkembang”. Dalam Kemala Sartika (Ed.) , menjelajah Cakrawala: Kumpulan Karya Visioner Soedjatmiko. Jakarta: Gramedia

4. Cara menulis Daftar PUstaka yang Berasal dari Artikel dalam Jurnal.
Nama penulis artikel ditulis di depan diikuti tahun, judul artikel, nama jurnal, tahun, dan nomor.
  • Contoh: Hanafi, A. 1989. “Partisipasidalam Siaran Pedesaan dan Pengadopsian Inovasi”. Forum Penelitian, 1(1): 33-47.
5. Cara Menulis Daftar Pustaka yang Berasal dari Artikel Majalah atau Koran.
Nam Penulis ditulis terlebih dahulu dilanjutkan dengan tanggal, bulan, dan tahun (jika ada). Nama majalah atau Koran dicetak miring diikuti dengan domor halaman.
  • Contoh: Gardner, H. 1998. “Do Babies Sing A Universal Song?”. Psychological Today, hal.70
6. Cara menulis Daftar Pustaka dari Koran Tanpa Penulis.
Nama Koran ditulis terlebih dahulu diikuti dengan tanggal, bulan, tahun terbit, judul, dan nomor halaman.
  • Contoh:Kompas. 18 Maret 2005. “Rawan Pangan, Tanpa Basis Sumber Daya Lokal”, hal. 41.
7. Daftar Pustaka di Karya Terjemahan.
Nama penulis asli ditulis terlebih dahulu diikuti tahun terbit tulisan asli, judul terjemahan, nama penerjemah tahu terjemahan, nama tempat penerbitan dan nama penerbit terjemahan.
  • Contoh: Eangleton, Terry. 1988. Teori Sastra: Satu Pengenalan. Terjemahan oleh Mohammad Haji Saleh.2004. kualahlumpur: Dewan Baasa dan Pustaka.

8. Daftar Pustaka dari Skripsi, Tesis, atau Disertasi
Nama penulis diikuti dengan tahun yang tercantum pada sampul, judul skripsi,tesis, atau disertasiyang diapit dengan tanda kutip, diikuti jenis karya ilmiah, nama kota tempat perguruan tinggi, nama fakultas, dan nama perguruan tinggi.
  • Contoh: Paramita, Pradnya.2007. ”Pengaruh Bioteknologi Pertanian terhadap Proses Pematangan Tomat”.Skripsi. Surakarta: Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret .
9. Daftar Pustaka dari Internet
Nama Penulis diikuti dengan tahun, judu karya yang diapit tanda kutip, diakhiri alamat sumber pustaka dan tanggal akses.

Desember 2002).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar