Sabtu, 19 Juli 2014

PENGGOLONGAN TULISAN

  1. Penggolongan Ragam Berdasarkan Bentuk
Menurut Nurudin (2010:50) penggolongan ragam berdasarkan bentuk tulisan meliputi berikut ini.
  1. Narasi
    Narasi adalah bentuk tulisan yang berusaha menciptakan, mengisahkan, merangkaikan tindak-tanduk perbuatan manusia dalam sebuah peristiwa secara kronologis atau yang berlangsung dalam suatu kesatuan waktu tertentu (Nurudin, 2010: 54). Contoh Narasi:

Putri Natasha dan Putri Andin
Suatu hari disebuah kerajaan besar lahirlah sorang putri cantik yang bernama Putri Natasha.Wajahnya sangat cantik dan lucu.Putri Natasha lahir dari pasangan Raja Anthum dan Ratu Aurora.Semua orang sangat bahagia atas kelahiran Putri Natasha. Tepat di hari kelahiran Putri Natasha, di depan pintu gerbang istana terdapat seorang bayi kecil yang tergeletak tak berdaya. Akhirnya karena pihak istana tak tega untuk menyingkirkannya, bayi tersebut kemudian diasuh oleh pihak istana dan di beri nama Putri Andin. Dua tahun telah berlalu, Putri Natasha dan Putri Andin berubah menjadi putri-putri yang lucu, mereka telah menjadi seperti saudara kandung. Raja dan Ratupun senang melihat keakraban mereka, meskipun mereka belum memberitahukan bahwa Putri Andin bukanlah anak kandung mereka.
Saat menginjak usia 12 tahun, Putri Natasha lebih cantik daripada Putri Andin sehingga putri Andin menjadi iri. Akhirnya Putri Andin menyiramkan air panas ke wajah Putri Andin.Namun sebelum melakukan perbuatan tersebut Ratu Aurora mengetahui rencana Putri Andin.Ratu Aurora Akhirnya menceritakan kalau sebenarnya Putri Andin bukanlah anak kandungnya sehingga Putri Andin menghentikan niat jahatnya.
  1. Deskripsi
Deskripsi adalah bentuk tulisan yang bertujuan memperluas pengetahuan dan pengalaman pembaca dengan jalan melukiskan hakikat objek yang sebenarnya, dalam tulisan deskripsi, penulis tidak boleh mencampuradukkan keadaan yang sebenarnya dengan interpretasinya sendiri (Finoza, 2006).
Contoh Deskripsi:
Kilo Meter Nol, Sebuah Lambang
Sebuah tugu di ujung utara pulau Weah Aceh.Berdiri tegak setinggi delapan meter. Landasannya, beton berterak mirip tangga bersusun lima. Dengan lebar dan panjang sekitar lima meter. Tentu itu terletak di sebuah semak belukar di bilangan Jaboi, kota madya sabang. Itulah kilometer nol Indonesia.Lagu Patriotik Dari Sabang Sampai Merauke seakan-akan tergiang-ngiang di telinga.Kita sedang menginjak setapak tanah di ujung paling barat Nusantara.
  1. Eksposisi
Ditinjau dari asal katanya, eksposisi berarti membuka dan memulai. Bahkan ada yang mengatakan exposition means explanation (Eksposisi adalah penjelasan). Ini berarti tulisan eksposisi berusaha untuk memberitahu, mengupas, menguraikan atau menerangkan sesuatu.Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikannya dengan uraian (paparan) tentang maksud dan tujuan (misalnya suatu karangan).Masalah yang biasanya dieksposisikan adalah informasi (Nurudin, 2010: 51).
Contoh Eksposisi:
Memelihara Ikan
Ikan adalah salah satu binatang yang biasanya dipelihara oleh manusia.Ikan sangat beragam mulai dari warna, jenis juga harganya. Dengan memelihara ikan, akan memberikan ketenangan bagi pemiliknya.
Untuk memelihara ikan, hal pertama yang hrus disiapkan adalah akuarium. Akuarium harus ditata seindah mungkin dengan begitu ikan-ikan akan merasa betah. Dalam memilih ikan harus ikan yang sehat dan segar.
Dalam memberi makan ikan harus teratur, jangan terlalu banyak karena dapat membuat air keruh, pilihlah makanan yang sesuai dan bergizi.
  1. Argumentasi
Tulisan argumentasi biasanya bertujuan untuk meyakinkan pembaca, termasuk membuktikan pendapat atau pendirian darinya (Nurudin, 2010: 60). Berikut adalah tugas dari penulis argumentative (Keraf, 2004);
  1. Harus mengandung kebenaran untuk mengubah sikap dan keyakinan orang mengenai topic yang akan diargumentasikan.
  2. Berusa untuk menghindari setiap istilah yang menimbulkan prasangka tertentu.
  3. Penulis argumentatif berusa untuk menghilangkan ketidaksepakatan.
  4. Menetapkan secara tepat titik ketidaksamaan yang diargumentasikan.
Contoh Argumentasi:
Adopsi Anak Indonesia Oleh Orang Asing, Mengapa Tidak?
Sebuah survey dan study perlu dilakukan untuk meneliti dampak social, budaya, dan psikologis dari praktek adopsi ini sebelum orang-orang keburumenilai yang jelek-jeleknya saja. Oleh karena itu, kalau kita memang ingin konsekuen menjadi bangsa yang berkepribadian mandiri, mungkin praktek-praktek seperti pinjaman dari luar negeri, penanaman modal asing, studi ke luar negeri dan segala bentuk hubungan serta produk yang berbau luar negeri lebih baik dijauhkan.Hal ini tentu mustahil. Kalau kita mau jujur tentang keberadaan bangsa dan Negara kita, kita ini sebenarnya masih jau sekali dari impian menjadi Negara yang mandiri, yang sejahtera dan mampu tampil sebagai Negara yang menentukan di dalam percaturan dunia.
Prosedur pengangkatan anak yang benar dan bertanggung jawab akan dimulai dengan mendeteksi keberadaan calon orang tua angkat, untuk memperoleh data kemungkinan jaminan kehidupan dan tunjangan pendidikan yang layak bagi anak yang akan diadopsi. Salahkah jika ada pihak asing yang dengan tulus ingin mengadopsi mereka?
Adopsi anak Indonesia oleh orang asing seperti ini bukanlah pelarian tanggung jawab social di Negara kita. Hal ini sebaiknya dipandang sebagai suatu alternatif pemecahan-pemecahan masalah-masalah besar yang kita hadapi, sebagai peledakan jumlah penduduk, peningkatan kesejahteraan keluarga yang kurang mampu, serta perluasan kesempatan anak untuk hidup lebih baik.
  1. Persuasi
Persuasi berarti membujuk atau meyakinkan. Kamus Besar Bahasa Indonesia mengungkapkan bahwa persuasi adalah (1) bujukan halus, (2) ajakan kepada seseorang dengan cara memberikan alas an dan prospek yang meyakinkan, dan (3) himbauan (Nurudin, 2010: 63). Goris Keraf (2004) pernah mengatakan persuasi bertujuan meyakinkan seseorang agar melakukan sesuatu yang dikehendaki penulis. Contoh Persuasi:
Kebudayaan Indonesia Herus Mulai Dijaga
Indonesia adalah negeri yang beraeka ragam.Bangsa yang multikultur, banyak sekali kebudayaan yang tersebar dari ujung barat sampai ujung timur.Kebudayaan nasional yang menjadi ciri khas bangsa khususnya.Sebagai warga yang hidup di Indonesia, sebaiknya saat ini kita harus berfikir bahwa kebudayaan Indonesia harus mulai di jaga. Kenapa kebudayaan Indonesia harus di jaga?.Ada beberapa faktor yang menyebabkan kebudayaan Indonesia harus dijaga.Diantaranya banyak orang yang tidak mengenal budayanya sendiri.
Keanekaragaman kebudayaan yang ada di Indonesia lebih banyak menyebabkan seseorang malas untuk mengetahui bahkan mengenalnya.Sehingga tak heran jika ada orang yang tidak tahu tentang kebudayaan Indonesia.Bahkan dia sempat aneh dan terheran-heran jika melihat tari kecak misalnya atau mendengarkan lagu soleram.Karena dia memamg tak pernah mengetahuinya dan memamg tak pernah mau tahu.
Tak hanya itu.Globalisasi terjadi pada dunia saat ini mempunyai pengaruh besar terhadap kelestarian budaya Indonesia.Melalui modernisasi kebudayaan, kebudayaan asing dapat mudah masuk ke Indonesia.Generasi muda pun lebih menyukai kebudayaan asing.Musink yang mereka dengarkan bukan lagi gending melaikan music DJ dan R n B.
Oleh karena itu, memang sudah saatnya kita sebagai orang Indonesia umumnya dan sebagai generasi muda terpelajar khususnya, harus mulai berpikir untuk menjaga kebudayaan Indonesia.Karena kebudayaan Indonesia adalah ciri khas Negara Indonesia. Pemerintah dan masyarakat adalah pelaku sentral dalam proses pelestarian kebudayaan Indonesia.
Kebudayaan Indonesia sebaiknya kita pelihara dan kita lestarikan bersama-sama.Jangan sampai kita kehilangan budaya kita sendiri. Marilah kita sama-sama menjaga kebudayaan Indonesia agar jangan sampai terkubur dan hanya menjadi sejarah anak cucu kita di masa yang akan datang. Marilah kita bersama-sama menjaganya!
  1. Penggolongan Tulisan Berdasarkan Ragam
Dalam buku Nurudin, (2010: 50) menyatakan penggolongan menurut ragam:
  1. Faktawi adalah tulisan yang diolah berdasarkan fakta-fakta yang ada. Dengan kata lain, tulisan yang dihasilkan bukan karena rekayasa seseorang. Ia juga bukan cerita bohong yang sengaja dibuat untuk tujuan tertentu. Dalam jurnalistik, fakta ini sering disebut dengan unsure 5W+1H (who, where, when, what, why, dan how). Pembuatan tulisan ilmiah harus ada bukti-bukti yang mendukung dalam pembuatan tulisan tersebut.
  2. Khayali adalah tulisan yang tidk menuntut adanya fakta-fakta layaknya ragam tulisan faktawi. Dengan kata lain, tulisan itu lebih di dasarkan pada daya imajinasi seorang penulis. Contoh: prosa dan puisi.

  1. Penggolongan Tulisan Berdasarkan Jenis
Dalam buku Nurudin, (2010: 51) menyatakan penggolongan tulisan berdasarkan jenis:
  1. Tulisan Ilmiah
Tulisan Ilmiah adalah tulisan yang selama ini dilakukan di kalangan ilmuan atau sivitas akademika (tulisan kependidikan dan penelitian).Bisa juga dilakukan oleh orang kebanyakan, hanya dasar-dasar, sistematika da penyusunannya memakai kaidah ilmiah yang digariskan. Jenis-jenis tulisan ilmiah murni misalnya makalah, naskah publikasi, dan laporan akhir yang dibuat untuk tulisan akademis.
  1. Tulisan Informatif
Tulisan Informatif adalah tulisan yang tujuan utamanya memberikan informasi sebuah peristiwa atau kejadian (laporan). Untuk itu tulisan jenis Informatif biasa melekat pada mdia masa. Jenis-jenis tulisan informatif misalnya esai, tajuk rencana, opini, feature, resensi buku, dan ulasan.

  1. Penggolongan Tulisan Berdasarkan Rumpun
Dalam buku Nurudin, (2010: 51) menyatakan penggolongan tulisan berdasarkan rumpun adalah sebagai berikut:
  1. Jenis Tulisan
  • Tulisan Ilmia
          Rumpun Tulisan:
  1. Tulisan Kependidikan
  2. Tulisan Penelitian
  • Tulisan Informatif
    Rumpun Tulisan:
  1. Kisah
  2. Laporan
  3. Fiksi Ilmu
  4. Ulasan
  5. Artikel
  • Prosa
    Rumpun Tulisan :
  1. Novel
  2. Cerpen
  3. Fiksi Ilmu
  4. Drama
  • Puisi
          Rumpun Tulisan:
  1. Lirik
  2. Epik
  3. Dramatik

  1. Penggolongan Tulisan Berdasarkan Macam
Dalam buku Nurudin, (2010: 56) menyatakan penggolongan tulisan berdasarkan macamnya adalah sebagai berikut:
Tulisan Ilmiah dibagi menjadi 2, diantaranya:
  1. Tulisan Kependidikan
  1. Tulisan kesarjanaan
Contoh: Paper/makalah, skripsi, tesis, dan disertasi
  1. Tulisan didaktik
Contoh: Diktat kuliah, dan buku pelajaran
  1. Tulisan Referensial
Contoh: Kamus, dan ensiklopedi
  1. Tulisan Kepenelitian

  1. Artikel jurnal ilmiah
  2. Makalah seminar
  3. Naskah penelitian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar