- Definisi Paragraf
Paragraf
adalah
seperangkat kalimat yang membicarakan
suatu gagasan atau topik. Kalimat-kalimat dalam paragraf
memperlihatkan kestuan pikiran atau mempunyai keterkaitan dalam
membentuk gagasan atau topik tersebut
(Arifin,
2008:
115).
Secara
visual paragraf atau alenia ditandai oleh dua hal yaitu baris pertama
ditulis atau diketik menjorok kedalam sebanyak lima ketukan dari
margin kiri dan selalu diawali baris baru (Rahardi, 2009: 158).
Sering
kita temukan paragraf dalam
surat kabar yang hanya terdiri atas satu kalimat saja. Paragraf
semacam itu merupakan paragraf yang tidak dikembangkan.
Karangan
yang bersifat ilmiah paragraf semacam itu jarang kita jumpai.
Penggabungan beberapa kalimat menjadi sebuah paragraf itu diperlukan adanya kesatuan dan kepaduan. Kesatuan adalah keseluruhan kalimat dalam paragraf itu membicarakan satu gagasan saja. Kepaduan yang dimaksud adalah keseluruhan kalimat dalam paragraf itu secara kompak atau saling berkaitan mendukung satu gagasan itu.
Penggabungan beberapa kalimat menjadi sebuah paragraf itu diperlukan adanya kesatuan dan kepaduan. Kesatuan adalah keseluruhan kalimat dalam paragraf itu membicarakan satu gagasan saja. Kepaduan yang dimaksud adalah keseluruhan kalimat dalam paragraf itu secara kompak atau saling berkaitan mendukung satu gagasan itu.
Pembagian
paragraf menurut jenisnya
Sebuah
karangan (komposisi) biasanya terdapat tiga macam paragraf jika
dilihat dari segi jenisnya
- Paragraf pembuka
Paragraf
ini merupakan pembuka atau pengantar untuk sampai pada segala
pembicaraan yang akan menyusul kemudian(Arifin,
2008:122).
Paragraf pembuka harus dapat menarik perhatian
pembaca, serta sanggup menghubungkan pikiran pembaca kepada masalah
yng akan disajikan selanjutnya.
- Paragraf pengembang
Paragraf
pengembang ialah paragraf yang terletak antara paragraf pembuka dan
paragraf yang terakhir sekali didalam bab atau anak bab itu (Arifin,
2008:122).
Paragraf pembuka harus dapat menarik dan perhatian pembaca, serta
sanggup menghubungkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan
disajikan selanjutnya.
- Paragraf penutup
Paragraf
penutup adalah paragraf yang terdapat pada akhir karangan atau pada
akhir suatu kesatuan yang lebih kecil didalam krangan itu (Arifin,
2008:122).
Biasanya, paragraf penutup berupa simpulan semua pembicaraan yang
telah dipaparkan pada bagian-bagian sebelumnya.
Sedangkan
pembagian paragraf menurut teknik pemaparannya adalah sebagai berikut
- Deskriptif
Deskriptif
disebut juga paragraf melukiskan (lukisan) (Arifin,2008:131).
Paragraf ini melukiskan apa yang terlihat didepan mata. Paragraf ini
bersifat tata ruang atau tata letak, pembicraanya dapat berurutan
dari atas ke bawah atau dari kiri ke kanan.
- Ekspositoris
Paragraf
ekspositoris disebut juga paragraf paparan. Paragraf ini menampilkan
satu objek peninjauan tertuju pada satu unsur saja.
- Argumentatif
Paragraf
argumentatif dapat dimasukkan kedalam ekspositoris. Paragraf
argumentatif disebut juga persuasi.
- Naratif
Karangan
narasi biasanya dihubung-hubungkan dengan cerita, oleh karena itu
sebuah karangan narasi atau paragraf narasi hanya kita temukan dalam
novel atau cerpen atau hikayat.
B.
Pengertian
Kohesi dan Koherensi Paragaraf
a)
Kepaduan
Makna (Koherensi)
Suatu
paragraf dikatakan koheren, apabila ada kekompakan antara gagasan
yang dikemukakan kalimat yang satu dengan yang lainnya.
Kalimat-kalimatnya memiliki hubungan timbal balik serta secara
bersama-sama membahas satu gagasan utama. Tidak dijumpai satu pun
kalimat yang menyimpang dari gagasan utama ataupun loncatan-loncatan
pikiran yang membingungkan.
Contoh:
Buku
merupakan investasi masa depan. Buku adalah jendela ilmu pengetahuan
yang bisa membuka cakrawala seseorang. Dibanding media pembelajaran
audiovisual, buku lebih mampu mengembangkan daya kreativitas dan
imajinasi anak-anak karena membuat otak lebih aktif mengasosiasikan
simbol dengan makna. Radio adalah media alat elektronik yang banyak
didengar di masyarakat. Namun demikian, minat dan kemampuan mambaca
tidak akan tumbuh secara otomatis, tetapi harus melalui latihan dan
pembiasaan. Menciptakan generasi literat membutuhkan proses dan
sarana yang kondusif.
Paragraf
di atas dikatakan tidak koheren karena terdapat satu kalimat yang
melenceng dari gagasan utamanya yaitu kalimat yang dicetak tebal.
b)
Keterpaduan
Bentuk (Kohesi)
Koherensi
berhubungan dengan isi, maka kohesi atau keterpaduan bentuk berkaitan
dengan penggunaan kata-katanya. Bisa saja satu paragraf mengemukakan
satu gagasan utama, namun belum tentu paragraf tersebut dikatakan
kohesif jika kata-katanya tidak padu.
Contoh:
Pada
tahun 1997, produksi padi turun
3,85
persen. Impor beras meningkat, diperkirakan menjadi 3,1 ton tahun
1998. swasembada pangan tercapai pada tahun 1984, pada tahun 1985,
kita mengekspor sebesar 371,3 ribu ton beras, bahkan 530,7 ribu ton
pada tahun 1993. pada tahun 1994, neraca perdagangan beras kita tekor
400 ribu ton. Impor beras meningkat dan pada tahun 1997 mencapai 2,5
juta ton.
Paragraf
di atas mengemukakan satu gagasan utama, yaitu mengenai masalah naik
turunnya produksi beras Indonesia. Dengan demikian koherensi kalimat
tersebut sudah terpenuhi, namun paragraf tersebut dikatakan tidak
memiliki kohesivitas yang baik sehingga gagasan tersebut sulit
dipahami. Paragraf tersebut perlu diperbaiki, misalnya dengan
memberikan kata perangkai seperti berikut ini.Pada tahun 1997,
produksi padi turun 3,85 persen. Akibatnya, impor beras meningkat,
diperkirakan menjadi 3,1 ton tahun 1998. Sesudah swasembada pangan
tercapai pada tahun 1984, pada tahun 1985, kita mengekspor sebesar
371,3 ribu ton beras, bahkan 530,7 ribu ton pada tahun 1993. Akan
tetapi, pada tahun 1994, neraca perdagangan beras kita tekor 400 ribu
ton. Sejak itu, impor beras meningkat dan pada tahun 1997 mencapai
2,5 juta ton.
Jenis-Jenis
Paragraf
Dalam
buku ( Tarigan, 2008). Berdasarkan fungsinya Paragraf dapat dibedakan
atas:
- Paragraf peralihan
- Paragraf penekanan
- Paragraf Peralihan
paragraf
perlihan mengandung celah uaraian yang kosong biasanya, paragraf
peralihan memrankan dua fungsi yaitu:
- merangkumkan dan menilai bahan/uraian terdahului
- membayangkan bahan uraian/uraian berikutnya.
Paragraf
peralihan memperkenalkan baik judul, subjek, maupun pembatasan,
seperti terlihat dalam contoh berikut ini:
Membaca
merupakan hal yag sangat penting bagi pendidikan. Pemerintah menarik
perhatian besar terhadap perpustakaan yang merupakan gudang
ilmubangsa kita. Kuantitas dan kualitas perpustakaan kita turut
menentukan kemajuan negara kita.
- Paragraf Penekanan
paragraf
penekanan terdiri atas beberapa kalimat berita singkat (kadang-kadang
hanya terdiri atas satu kalimat) yang pada umumnya dimaksudkan untuk
mengejutkan para pembaca, menimbulkan reaksi dari mereka, atau
memastikan bahwa mereka memperoleh pesan yang jelas dan pokok.
Contoh:
batas waktu janji telah lewat-kali ini bukan hanya rumah yang mereka
diami harus diserahkan, tetapi juga sawah dan ladangnya semua, untuk
pembayar hutang mereka kepada tengkulak.
Kadang-kadang
paragraf penekanan secara tepat guna mengakhiri suatu tulisan,
memberikan suatu pengaruh yang tidak mudah dicapai oleh paragraf yang
lebih panjang. Contoh berikut ini merupakan suatu paragraf akhir yang
terdiri atas dua kalimat tepat guna yang juga bertindak sebagai
rangkuman umum subjek suatu tulisan.
Contoh:
sistem merga pada masyarakat karo sangat rumit, tetapi merupakan
suatu pola yang teratur rapi dan menarik. Karena itulah, bnayk
sarjana menaruh minat serta mengadakan penelitian mengenai struktur
sosial masyarakat Karo.
- Syarat Pembentukan dan Pengembangan Paragraf
Paragraf
yang efektif adalah paragraf yang mengandung kesatuan dan kepaduan.
Pembentukan atau pengembangan paragraf, perlu diperhatikan
persyaratan-persyaratan berikut.
a).
Kesatuan
Paragraf
yang berkesatuan
adalah paragraf yang mengandung satu gagasan utama, yang diikuti oleh
beberapa gagasan pengembang atau penjelas (Sugihastutik,2007: 74).
Fungsi paragraf adalah untuk mengembangkan gagasan pokok tersebut.
Untuk itu, di dalam pengembangannya, uraian-uraian dalam sebuah
paragraf tidak boleh menyimpang dari gagasan pokok tersebut. Dengan
kata lain, uraian-uraian dalam sebuah paragraf diikat oleh satu
gagasan pokok dan merupakan satu kesatuan. Semua kalimat yang
terdapat dalam sebuah paragraf harus terfokus pada gagasan pokok.
Untuk
lebih jelasnya perhatikan contoh berikut ini.
Kebutuhan
hidup sehari-hari setiap keluarga dalam masyarakat tidaklah sama. Hal
ini sangat tergantung pada besarnya penghasilan setiap keluarga.
Keluarga yang berpenghasilan sangat rendah, mungkin kebutuhan pokok
pun sulit terpenuhi. Lain halnya dengan keluarga yang berpenghasilan
tinggi. Mereka dapat menyumbangkan sebagian penghasilannya untuk
membangun tempat-tempat beribadah, atau untuk kegiatan sosial
lainnya. Tempat ibadah memang perlu bagi masyarakat. Pada umumnya
tempat-tempat ibadah ini dibangun secara bergotong royong dan sangat
mengandalkan sumbangan para dermawan. Perbedaan penghasilan yang
besar dalam masyarakat telah menimbulkan jurang pemisah antara Si
kaya dan Si miskin.
Contoh
paragraf di atas adalah contoh paragraf yang tidak memiliki prinsip
kesatuan. Gagasan pokok tentang penghasilan suatu keluarga dalam
pengembangannya kita jumpai gagasan pokok lain tentang tempat
beribadah. Hubungan antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lain
tidak merupakan satu kesatuan yang bulat untuk menunjang gagasan
utama.
b)
Kepaduan
Paragraf
yang berkepaduan adalah paragaraf yang memperlihatkan kepaduan antar
kalimatnya (Sugihastutik:2007, 74). Syarat kedua yang harus dipenuhi
oleh suatu paragraf ialah koherensi atau kepaduan. Sebuah paragraf
bukanlah sekedar kumpulan atau tumpukan kalimat-kalimat yang
masing-masing berdiri sendiri-sendiri,tetapi dibangun oleh
kalimat-kalimat yang mempunyai hubungan timbal balik. Urutan pikiran
yang teratur akan memperlihatkan adanya kepaduan, dan pembaca pun
dapat dengan mudah memahami/mengikuti jalan pikiran penulis tanpa
hambatan karena adanya perloncatan pikiran yang membingungkan.
Kata
atau frase transisi yang dapat dipakai dalam karangan ilmiah
sekaligus sebagai penanda hubungan dapat dirinci sebagai berikut.
- Hubungan yang menandakan tambahan kepada sesuatu yang sudah disebutkan sebelumnya, misalnya: lebih-lebih lagi, tambahan, selanjutnya, di samping itu, lalu, seperti halnya, juga, lagi pula, berikutnya, kedua, ketiga, akhirnya, tambahan pula, demikian juga
- Hubungan yang menyatakan perbandingan, misalnya: lain halnya, seperti, dalam hal yang sama, dalam hal yang demikian, sebaliknya, sama sekali tidak, biarpun, meskipu.
- Hubungan yang menyatakan pertentangan dengan sesuatu yang sudah disebutkan sebelumnya; misalnya: tetapi, namun, bagaimanapun, walaupun demikian, sebaliknya, sama sekali tidak, biarpun, meskipun.
- Hubungan yang menyatakan akibat/hasil; misal: sebab itu, oleh sebab itu, karena itu, jadi, maka, akibatnya.
- Hubungan yang menyatakan tujuan, misalnya: sementara itu, segera, beberapa saat kemudian, sesudah itu, kemudian
- Hubungan yang menyatakan singkatan, misal: pendeknya, ringkasnya, secara singkat, pada umumnya, seperti sudah dikatakan, dengan kata lain, misalnya, yakni, sesungguhnya
- Hubungan yang menyatakan tempat, misalnya: di sini, di sana, dekat, di seberang, berdekatan, berdampingan dengan
Agar
paragraf menjadi padu digunakan pengait paragraf yaitu berupa :
- Ungkapan hubungan transsisi
Beberapa
kata transisi berikut ini:
- Hubungan tambahan : lebih lagi, selanjutnya, tambahan pula, disamping itu, lalu, berikutnya, demikian pula , begitu juga, lagi pula,
- Hubungan pertentangan: akan tetapi, namun, bagaimanapun, walaupun demikian, sebaliknya, meskipun begitu, lain halnya.
- Hubungan perbandingan:sama dengan itu, dalam hal yang demikian, sehubungan dengan itu.
- Hubungan akibat: oleh sebab itu, oleh karena itu
- Hubungan tujuan:untuk itu, untuk maksud itu
- Hubungan singkatan: singkatnya, pendeknya, akhirnya
- Hubungan waktu: sementara itu, beberapa saat kemudian
- Hubungan tempat:berdekatan dengan itu.
- Kata ganti
Ungkapan
pengait paragraf dapat juga berupa kata ganti orang maupun kata ganti
yang lain.
- Kata ganti orang.
Memadu
suatu kalimat-kalimat dalam suatu paragraf, kita banyak menggunakn
kata ganti orang. Pemakaian kata ganti ini berguna untuk menghindari
penyebutan nama berkali-kali.
- Kata ganti yang lain
Digunakan
untuk menciptakan kepaduan paragraf ialah itu,ini, tadi, begitu,
demikian, disitu, ke situ, keatas, dan sebagainya.
- Kata kunci
Ungkapan
pengait bisa juga berupa pengulangan kata-kata kunci
c)
Kelengkapan
Syarat
ketiga yang harus dipenuhi oleh suatu paragraf adalah kelengkapan.
Suatu paragraf dikatakan lengkap jika berisi kalimat-kalimat penjelas
yang cukup menunjang kejelasan kalimat topik/gagasan utama. Untuk
lebih jelasnya perhatikan contoh-contoh berikut ini.
contoh
pertama
Suku
Dayak tidak termasuk suku yang suka bertengkar. Mereka tidak suka
berselisih dan bersengketa.
Contoh
paragraf di atas hanya diperluas dengan perulangan. Pengembangannya
pun tidak maksimal.
contoh
kedua
Masalah
kelautan yang dihadapi dewasa ini ialah tidak adanya peminat atau
penggemar jenis binatang laut seperti halnya peminat atau penggemar
penghuni darat atau burung-burung yang indah
Contoh
paragraf
kedua
di atas merupakan contoh paragraf yang tidak dikembangkan. Paragraf
di atas hanya terdiri dari kalimat topik saja. Contoh ketiga berikut
ini merupakan contoh pengembangan dari contoh paragraf kedua di atas.
Perlu
kiranya ditambahkan di sini bahwa ada jenis wacana khusus atau
tertentu yang sengaja dibuat satu paragraf hanya terdiri dari satu
kalimat saja dan ini merupakan kalimat topik. Wacana tersebut adalah
wacana Tajuk Rencana dalam suatu surat kabar. Sesuai dengan ciri
wacana jurnalistik dalam sebuah tajuk, bahwa tajuk rencana merupakan
gagasan dari redaksi surat kabar tersebut pada suatu masalah
tertentu/sikap redaksi, sehingga apa yang diuraikan hanyalah
gagasan-gagasan pokoknya saja sementara uraian secara panjang lebar
dapat dilihat dan dibaca pada berita-berita utamanya.
- Teknik Pengembangan Paragraf
Dalam
buku zaenal Arifin(2008,117) mengemukakan bahwa teknik pengembangan
paragraf berikut ini:
- Dengan memberikan contoh atau fakta
menggunakan
cara ini penulis hendaknya pandai memilih contoh-contoh ynag umum,
contoh yang representative, yang dapat mewakili keadaan yang
sebenarnya, dan bukan contoh yang terlalu di cari-cari.
- Dengan memberikan alasan-alasan
Cara
ini apa yang di nyaakan oleh kalimat topik dianalisis berdasarkan
logika, dibuktikan denagan uraian-uraian yang logis denagn
menjelaskan sebab-sebab mengapa demikian.
- Dengan bercerita
Biasanya
pengarang mengungkjapkan kembali peristiwa-peristiwa yang sedang atau
sudah berlalu apabila ia mengembangka paragraf dengan cara ini.
Selain
itu pengembangan pargaraf dapat ditempuh antara lain dengan cara
deduksi dan induksi. Paragraf deduksi adalah salah satu jenis
paragraf yang menampilkan kalimat utama atau kalimat topic pada awal
paragraf (sugihastuik,2007: 86). Paragraf induksi dalah salah satu
jenis paragraf yang menempatkan kalimat utama pada akhir paragraf
(Sugihastutik,
2007:
86).
Selain
kedua jenis paragraf itu, pengembangan paragraf dalam buku
Sugihastutik (2007, 86) mengemukakan pengembangan paragraf dapat
dilakukan dengan cara antara lain
- Pengembangan dengan cara klasifikasi adalah pengembangan paragraf dengan cara mengklasifikasikan masalah yang dikemukakan.
Contoh:
Indonesia memiliki hewan dan tumbuhan endemik yang sangat banyak,
terdiri dari burung, hewan berkaki empat ataupun hewan berkaki dua,
Tumbuhannya juga sangat menarik dan indah, tak kalah indah dengan
bunga sakura . hewan endemik Indonesia seperti, harimau sumatra,
Orang utan, Badak bercula satu, siamang, burung endemik Indonesia
seperti, Burung Cencrawasih, Burung kakatua putih, dan sebagainya.
flora endemik Indonesia seperti, bunga bangkai, bunga kangtong semar,
Matoa, dan sebagainya.
- Pengembangan dengan cara definisi adalah pengembangan paragraf dengan cara memberikan definisi pada sesuatu hal yang dibicarakan.
Contoh:
Loyalitas pelanggan adalah suatu sikap dan perilaku seseorang untuk
tetap bertahan dalam membeli sesuatu pada toko yang diyakininya
sebagai toko yang dapat dipercaya, baik tentang harga maupun tentang
kualitas barang. Meskipun banyak toko-toko baru yang bermunculan, Ia
tetap menjadi pelanggan yang setia pada toko itu betapapun gencarnya
usaha pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan lain, keyakinannya
tidak goyah terhadap toko yang dilangganiya
- Pengembangan analogi adalah pengembangan paragraf dengan cara membandingkan dua hal yang berbeda untuk memperjelas gagasan yang diungkapakan.
Contoh:
. Analogi
Budi
adalah anak yang penakut sikapnya ini membuatnya sering jadi bahan
mainan teman-temannya. Bagai kerbau dicocok hidung ia selalu
mengikuti apa kata orang lain. Sehingga ia tidak dapat berkembang dan
selalu hanya bisa diam sama seperti kerbau yang hanya bisa diam
ketika hidungnya dicocok untuk melakukan apa yang diinginkan
tuannnya.
- Pengembangan dengan cara contoh adalah pengembangan paragraf dengan cara memberikan beberapa contoh sebagai penjelas gagasan yang diungkapkan.
Contoh:
Contoh
Sebenarnya,
kondisi ekonomi kita sudah relatif membaik.Indikatornya dapat dilihat
dari berbagai aspek. Misalnya,dalam bidang otomotif. Setiap hari kita
temukan aneka kendaraan melintas di jalan raya. Sepeda motor baru,
mobil pun baru. Ini menandakan bahwa taraf hidup masyarakat mulai
membaik. Indikator lain seperti daya beli masyarakat akan kebutuhan
sandang, pangan, dan papan. Dalam bidang papan, misalnya, banyak
warga masyarakat yang membangun tempat tinggal yang permanen.
- Pengembangan dengan cara fakta adalah pengembangan paragraf dengan cara menyertakan sejumlah fakta untuk memperkuat pendapat yang dikemukkan.
Pengembangan
Paragraf Berdasarkan Teknik
Pengembangan
paragraf yang pertama dapat dilihat dari sudut pandang teknik.
Berdasarkan tekniknya pengembangan paragraf dapat dikelompokkan
menjadi dua, yaitu (1) pengembangan secara alamiah, dan (2)
pengembangan secara logis.
- Pengembangan Secara Alamiah
Paragraf yang dikembangkan
berdasarkan urutan waktu bersifat kronologis. Hal itu berarti kalimat
yang satu mengungkapkan waktu peristiwa terjadi, atau waktu kegiatan
dilakukan, dan diikuti oleh kalimat-kalimat yang mengungkapkan waktu
peristiwa terjadi, atau waktu kegiatan dilakukan. Paragraf yang
dikembangkan dengan cara ini tidak dijumpai.
Adanya
kalimat utama atau kalimat topik. Paragraf seperti ini biasanya
digunakan pada paragraf naratif dan prosedural.
Paragraf yang dikembangkan
berdasarkan urutan ruang atau tempat membawa pembaca dari satu titik
ke titik berikutnya dalam sebuah “ruangan”. Hal itu berarti
kalimat yang satu mengungkapkan suatu bagian (gagasan) yang terdapat
pada posisi tertentu, dan diikuti oleh kalimat-kalimat lain yang
mengungkapkan gagasan yang berada pada posisi yang lain. Pengungkapan
gagasan dengan urutan ruang ini tidak boleh sembarangan, sebab cara
yang demikian akan mengakibatkan pembaca mengalami kesulitan memahami
pesan. Paragraf seperti ini biasanya digunakan pada paragraf
deskriptif.
- Pengembangan Secara Logis
Pengembangan paragraf secara
logis maksudnya adalah pengembangan paragraf menggunakan pola pikir
tertentu. Pengembangan paragraf secara logis dapat dikelompokkan
menjadi dua, yaitu klimaks-antiklimaks, dan umum-khusus. Paragraf
yang dikembangkan klimaks-antiklimaks dibagi menjadi dua, yang
pertama klimaks, dan yang kedua antiklimaks. Pengembangan paragraf
secara klimaks dilakukan dengan cara menyajikan gagasan-gagasan yang
berupa rincian yang dianggap sebagai gagasan bawahan, kemudian
diakhiri dengan gagasan yang paling tinggi/atas/kompleks kedudukannya
atau kepentingannya.
Pengembangan paragraf secara
antiklimaks dilakukan dengan terlebih dulu gagasan yang dianggap
paling tinggi/atas/kompleks kedudukannya atau kepentingannya, baru
diikuti dengan gagasan-gagasan yang berupa rincian yang dianggap
sebagai gagasan bawahan, gagasan yang dianggap kurang penting atau
rendah kedudukannya.
Pengembangan paragraf berdasarkan
kriteria umum-khusus, dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu paragraf
yang dikembangkan dengan cara umum ke khusus, dan khusus ke umum.
Paragraf yang dikembangkan secara umum ke khusus berupa paragraf yang
dimulai dengan gagasan umum yang biasanya merupakan gagasan utama,
kemudian diikuti dengan gagasan khusus sebagai gagasan penjelas atau
rincian. Paragraf yang dikembangkan dengan cara umum ke khusus ini
biasa disebut dengan paragraf deduktif. Paragraf yang dikembangkan
secara khusus ke umum berupa paragraf yang dimulai dengan gagasan
khusus sebagai gagasan penjelas atau rincian, kemudian diikuti dengan
gagasan umum yang biasanya merupakan gagasan utama. Paragraf yang
dikembangkan dengan cara khusus ke umum ini biasa disebut dengan
paragraf induktif. Pengembangan paragraf logis umum-khusus ini, baik
dengan cara umum ke khusus (deduktif) maupun khusus ke umum
(induktif), paling banyak diguankan, lebih-lebih dalam karya ilmiah
karena karya ilmiah pada umumnya merup sintesis antara deduktif dan
induktif (lihat Akhadiah M.K. dkk., 1991/1992; Soeparno, Haryadi, dan
Suhardi 2001).
Pola
Pengembangan paragraf Induktif- Deduktif
Banyak
cara yang dapat digunakan dalam menyampaikan pendapat, di antaranya
secara induktif dan deduktif.
Bentuk
penyampaian pendapat atau penalaran pendapat secara induktif dan
deduktif pun beraneka macam.
1.
Pengembangan paragraf Induktif
Pengembangan
induktif dilakukan dengan menyebutkan permasalahan-permasalahan
khusus dan berangsur-angsur menuju simpulan (permasalahan umum).
Jenis
Pengembangan Induktif yaitu :
•
Generalisasi
•
Analogi
•
Sebab-akibat
(kausalitas)
•
Generalisasi
Pengembangan
secara generalisasi dilakukan dengan mengemukakan hal-hal khusus lalu
menarik simpulannya secara umum.
Contoh
:
-
Jika dipanaskan, besi
memuai.
-
Jika dipanaskan, tembaga
memuai.
-
Jika dipanaskan, perak
memuai.
-
Jadi, jika dipanaskan, logam
memuai.
Contoh
paragraf generalisasi
Untuk
menjadi karyawan PT Digital Modern, syarat utamanya adalah sarjana.
Akan tetapi, tidak cukup sarjana saja. Calon karyawan harus memiliki
Indeks Prestasi bagus di Perguruan Tingginya,
minimal 2,75.
Calon karyawan juga harus menguasai
salah satu bahasa asing,
Inggris atau Mandarin. Jika semua persyaratan administratif sudah
terpenuhi, mereka harus lulus
serangkaian tes
yang diselenggarakan oleh PT Digital Modern. Jadi,
memang tidak mudah untuk dapat diterima menjadi karyawan PT Digital
Modern.
•
Analogi
Penalaran
analogi dilakukan dengan cara membandingkan dua hal yang berbeda,
tetapi keduanya memiliki beberapa sisi persamaan.
Contoh
paragraf analogi
Orang
yang memiliki ilmu pengetahuan luas dan berpendidikan tinggi
seharusnya bersifat seperti padi. Setangkai padi yang mulai berisi
akan merunduk. Makin bernas bulir padi itu, makin merunduk
tangkainya. Begitu pula manusia yang berilmu dan berpendidikan
tinggi. Semakin ia berwawasan, semakin ia merendahkan hatinya seperti
merunduknya setangkai padi yang berbulir bernas.
•
Kausalitas
Penalaran
kausalitas menunjukkan hubungan sebab-akibat atau akibat-sebab.
Contoh
paragraf kausalitas
(sebab-akibat)
Penduduk
dari daerah banyak yang hijrah ke Jakarta. Mereka terimingi-imingi
oleh gambaran kehidupan mewah di Jakarta dan kemudahan mencari kerja.
Akibatnya, Jakarta semakin penuh oleh pendatang.
Contoh
paragraf kausalitas yang lain
(akibat-sebab)
Pengurusan
KTP sangat mahal sehingga menimbulkan kegusaran masyarakat. Pasalnya,
karena birokrasi yang berbelit. Selain itu, masih kerap terjadi
oknum-oknum mencantumkan biaya ini-itu untuk pengurusan KTP yang
sebenarnya fiktif belaka.
2.
Pengembangan paragraf Deduktif
Pengembangan
deduktif menyampaikan hal-hal umum terlebih dahulu, lalu
berangsur-angsur menjelaskan hal-hal khusus.
Contoh
Beberapa
hasil penelitian menunjukkan bahwa the mempunyai banyak manfaat.
Mengonsumsi
teh secara teratur dapat mencegah kanker meskipun tidak terlalu
besar. The juga menguatkan tulang dan mencegahpertumbuhan plak di
permukaan gigi sehingga mencegah gigi berlubang. Tidak hanya memenuhi
kebutuhan cairan tubuh seperti air putih, the juga melawan penyakit
jantung.
Gagasan
utama paragraf tersebut terdapat di awal paragraf (deduktif) yaitu
Beberapa
hasil penelitian menunjukkan bahwa the mempunyai banyak manfaat.
Jenis
Penalaran Deduktif
•
Silogisme
•
Silogisme negatif
•
Entimem
•
Silogisme
Pada
silogisme terdapat dua premis (pernyataan) dan satu simpulan. Kedua
premis itu adalah premis umum (mayor) dan khusus (minor).
Rumus
silogisme
PU
: Semua A = B
PK
:
C = A
S
:
C = B
contoh
PU
: Semua
orang Islam
wajib
melaksanakan salat.
A
B
PK
: Radit
adalah orang
Islam.
C
A
S
: Radit
wajib
melaksanakan salat.
C
B
•
Silogisme negative
Silogisme
negatif adalah sebuah silogisme yang salah satu premisnya bersifat
negatif. Jika salah satu premisnya negatif, simpulannya juga negatif.
Dalam
silogisme negatif biasanya digunakan kata ‘tidak’ atau ‘bukan’.
Contoh
PU
: Siswi
di sekolah negeri
tidak
wajib berjilbab.
A
B
PK
: Desi
adalah seorang
siswi di sekolah negeri.
C
A
S
: Desi
tidak
wajib berjilbab.
C
B
•
Entimem
Entimem
adalah silogisme yang diperpendek. Dari sebuah silogisme dapat dibuat
entimemnya. Demikian pula sebaliknya, dari sebuah entimem dapat
disusun silogisme.
Rumus
Entimem
C
= B karena C = A
contoh
PU
: Semua
orang Islam
wajib
melaksanakan salat.
A
B
PK
: Radit
adalah orang
Islam.
C
A
K
: Radit
wajib
melaksanakan salat.
C
B
Entimem
:
Radit
wajib
melaksanakan salat
karena ia
orang
Islam
C
B
C A
Tidak ada komentar:
Posting Komentar